Ahli Ekonomi: Tidak Penting Swasta Atau BUMN, yang Penting Hasilnya
Menurut Zakir, di awal kemerdekaan, memang peran Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sangat menonjol karena Indonesia baru bebas dari kehancuran.
Penulis: Eri Komar Sinaga
Editor: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Ekonom Zakir Machmud mengungkapkan terjadi tren pembalikan terkait perekonomian di Indonesia. Tren pembalikan yang dimaksud adalah semakin sedikitnya swasta yang terlibat dalam proyek pembangunan infrastruktur.
Menurut Zakir, di awal kemerdekaan, memang peran Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sangat menonjol karena Indonesia baru bebas dari kehancuran.
Baca: Gerebek Pesta Gay di Tempat Sauna, Polisi Sita Uang Tunai Rp 14 juta
"Pemerintah melalui BUMN itu bikin semuanya sampai BUMN pupuk semen, gelas ada aja. Lama-lama ekonomi berkembang, swasta muali tumbuh. Mulai deregulasi segala macam, itu peran swasta berkembang," kata dia saat diskusi 'Monopoli BUMN?' di Menteng, Jakarta, Sabtu (7/10/2017).
Terkait tren pembalikan tersebut, Zakir mengaku belum bisa memastikan apakah model tersebut mengikuti perkembangan di China. Di negeri tirai bambu tersebut, peran BUMN sangat kuat.
"Saya enggak tahu apakah ini meniru model China yang BUMN juga cukup kuat bahkan dia juga bisa arahnya ke sana," kata dosen Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia itu.
Menurut Zakir, sesungguhnya tidak perlu dipermasalahkan siapa 'pemainnya' sepanjang itu berdampak bagus untuk masyarakat. Masyarakat akan tetapi bisa menikmatinya selama dikerjakan secara profesional, efisien.
"Pemainnya tidak penting. Koperasi bisa, UMKM juga bisa. Tidak apa-apa. Cuma kalau kita bicara di lapangan tidak seperti itu. Kalau kita omongin efisiensi segala macam kita tahu sendiri lah," kata dia.
Maksud Zakir adalah banyak contoh BUMN tidak berhasil namun keberadannya tetap dipertahankan dan tidak diperbaiki.
Sebelumnya Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia, Rosan Roeslani, menyampaikan kritiknya terhadap BUMN saat penutupan Rakornas Kadin 2017, di Jakarta, Selasa (3/10/2017). Rosan mengutarakannya di hadapan Presiden Joko Widodo yang hadir untuk menutup Rakornas.
"Mohon maaf, BUMN ambil banyak porsi swasta dan UMKM. Karena kita tahu, BUMN (memiliki) katering sama pakaian dibikin sama cicit (perusahaan) mereka. Ini kan jatah UMKM," kata Rosan.