Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Banyak Kepala Daerah Terjaring OTT, Zulkifli Sarankan Pembenahan Sistem Pilkada

Padahal menurut Zulkifli beberapa dari kepala daerah tersebut berprestasi dan memiliki kinerja yang baik.

Penulis: Taufik Ismail
Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Banyak Kepala Daerah Terjaring OTT, Zulkifli Sarankan Pembenahan Sistem Pilkada
TRIBUNNEWS/HERUDIN
Anggota DPR dari Fraksi Golkar Aditya Moha keluar dari gedung KPK Jakarta memakai rompi tahanan usai menjalani pemeriksaan terkait operasi tangkap tangan (OTT), Minggu dini hari (8/10/2017). Aditya Moha ditahan terkait kasus dugaan suap penanganan perkara ditingkat banding Pengadilan Tinggi Sulawesi Utara. TRIBUNNEWS/HERUDIN 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua MPR Zulkifli Hasan turut prihatin dengan banyaknya pejabat daerah yang terjaring operasi tangkap tangan Komisi Pemberantasan Korupsi.

Setelah sebelumnya sejumlah Walikota dan bupati ditangkap KPK, kini giliran anggota DPR dan ketua pengadilan tinggi Manado yang harus berurusan dengan lembaga anti rasuah tersebut.

‎"Tentu kita sangat menyesalkan ya. Bolak-balik masih OTT enam kepala daerah, Kemudian anggota DPR, Penegak hukum beberapa, pengadilan ya, beberapa kali juga jaksa," kata Zulkifli di komplek parlemen Senayan, Jakarta, Senin, (11/10/2017).

Padahal menurut Zulkifli beberapa dari kepala daerah tersebut berprestasi dan memiliki kinerja yang baik.

Sehingga menurutnya harus ada pembenahan secara komprehensif untuk menyikapi banyaknya pejabat yang tersangkut korupsi.

Salah satunya pembenahan dalam sistem pemilihan kepala daerah dan pemilihan legislatif.

"Nah saya berpendapat kalau begini terus caranya, pilkada tarung tarung bebas, peraturan peraturannya nya longgar, semua diukur sama uang, saya kira bisa habis memang, engga akan berhenti ini," katanya.

Berita Rekomendasi

Baca: Berkat Air Kencing, Pria Ini Satu-satunya yang Hidup Akibat Letusan Gunung Api

Zulkifli mencontohkan salah satu permasalahannya yakni biaya yang harus dikeluarkan calon kepala daerah dalam pemilu sangat‎ besar.

Hal tersebut tidak sebanding dengan penghasilannya per bulan.

‎"Belum harapan publik kepada Bupati, proposal bantuan, sumbangan. Saya kira kalau kita tidak bicarakan serius, sebab-sebab yg mendasar, tentu kejadian seperti ini tidak akan berhenti. Bisa habis orang-orang terbaik," katanya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas