Survei: Masyarakat Indonesia Puas dan Yakin Atas Kepemimpinan Jokowi
Sebanyak 68,3 persen responden menyatakan puas atas kinerja Jokowi-JK dengan rincian 7,95 persen sangat puas
Penulis: Rizal Bomantama
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Lembaga Indikator Politik Indonesia mengeluarkan hasil survei bertema "Evaluasi Tiga Tahun Pemerintahan Jokowi-JK dan Efek Elektoralnya" hari ini, Rabu (11/10/2017) di Cikini, Jakarta Pusat.
Dari hasil survei yang dilakukan, Indikator Politik Indonesia mencatat masyarakat Indonesia puas atas kinerja Joko Widodo-Jusuf Kalla selama tiga tahun ini.
Sebanyak 68,3 persen responden menyatakan puas atas kinerja Jokowi-JK dengan rincian 7,95 persen sangat puas dan 60,39 persen puas.
Sisanya yaitu sebanyak 29,5 persen menyatakan tidak puas dengan kinerja Jokowi-JK.
Sementara masyarakat Indonesia juga mengakui kemampuan memimpin Jokowi-JK dengan jumlah suara 72,6 persen dan 22,6 persen yang tidak setuju serta sisanya tidak menjawab.
Baca: Setya Novanto: Kondisi Saya Sehat dan Terus Membaik
Menurut Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin MT mengatakan hal tersebut merupakan modal politik yang penting dalam menghadapi pemilu presiden 2019 mendatang.
"Kepuasan terhadap kinerja pemerintah memberi keuntungan bagi Jokowi dan partai yang mengusung. Sementara jika tidak akan menjadi senjata bagi oposisi," tegas Burhanuddin.
Kepuasan itu ditentukan oleh beberapa faktor keberhasilan Jokowi-JK dalam menuntaskan beberapa masalah seperti pembangunan jalan-jalan, membuat layanan kesehatan terjangkau bagi masyarakat umum, membangun tansportasi umum, membangun jalan tol di luar Pulau Jawa, dan lain sebagainya.
Tapi menurut Burhanuddin, Jokowi masih perlu bekerja keras untuk meningkatkan kepuasan masyarakat atas kinerja dirinya hingga di atas 70 persen.
"Sebetulnya kepuasan kinerja Jokowi masih fluktuatif sejak 2015 lalu namun stabil dalam setahun terakhir. Kalau belum 70 persen posisi Jokowi belum aman karena kalau puas belum tentu memilih dia karena terkait masalah ideologi, dan lain sebagainya," katanya.