Anies Sandi, Janji Politik dan Realisasi Program 100 Hari
Gubernur dan wakil gubernur DKI Jaya terpilih, Anies Baswedan-Sandiaga Uno, akan dilantik oleh Presiden Jokowi, Senin (16/10/2017).
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gubernur dan wakil gubernur DKI Jaya terpilih, Anies Baswedan-Sandiaga Uno, akan dilantik oleh Presiden Jokowi, Senin (16/10/2017).
Masyarakat Jakarta, menaruh harapan besar dipundak kedua orang tersebut.Diharapkan Anies-Sandi dapat segera beradaptasi dengan lingkungan kerja yang baru, tugas dan tanggung jawab yang baru sehingga dapat merealisasikan janji-jani politiknya saat berkampanye.
Termasuk juga, program kerja 100 hari setelah mereka dilantik menjadi kepala daerah Jakarta Raya.
Berdasarkan informasi yang dilansir Tribunnews.com, dari situs kampanye Anies-Sandi, Jakartamajubersama.com, terdapat sejumlah program kerja 100 hari, yang akan dikerjakan pasangan kepala daerah tersebut.
Baca: Gerakan 1000 Perempuan Merawat Lingkungan dan Peduli Bencana di Tugu Proklamasi Jakarta
Program pertama adalah, melakukan rekonsiliasi berbagai golongan warga DKI Jakarta selepas Pilkada 2017 untuk memastikan lingkungan sosial, ekonomi dan politik yang kondusif. Program itu terdiri dari tiga subkategori program yaitu, bersilaturahim dengan seluruh mantan gubernur dan wakil gubernur, tokoh-tokoh yang mewakili semua golongan, dan pimpinan politik.
Diikuti, membentuk forum gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta sebagai wadah komunikasi berkelanjutan, mengefektifkan forum Kerukunan Umat Beragama DKI Jakarta, menjadikan Balai Kota sebagai rumah rembug warga dengan mengadakan kegiatan gubernur/wakil gubernur mendengar, dan memulai pertemuan kota perkecamatan sejak minggu pertama menjabat sebagai gubernur/wakil gubernur DKI Jakarta. Pertemuan pertama bersama warga Kampung Akuarium, Kel Penjaringan, Jakarta Utara.
Untuk program kedua, adalah fokus pada langkah-langkah awal dalam memenuhi program kerja prioritas Anies-Sandi, yaitu, lapangan kerja, untuk menciptakan wirausahawan baru dan menciptakan lapangan kerja (membentuk dan meresmikan 44 pusat kewirausahaan), untuk mewujudukan pendidikan yang tuntas dan berkualitas untuk semua (meluncurkan Kartu Jakarta Pintar Plus, Mendistribusikan KJP Plus untuk anak putus sekolah. Mewujudkan biaya hidup terjangkau, dimana meliputi bahan pangan pokok, hunian, dan transportasi (meluncurkan Kartu Pangan Jakarta, meluncurkan program hunian DP Nol dengan membentuk institusi/unit khusus yang mengelola isu perumahan/hunian di DKI Jakarta), meluncurkan program OK Otrip, dan OK O-care.
Baca: Liverpool vs Manchester United: Sadio Mane Absen Sinyal Bahaya Bagi Liverpool kata Paul Ince
Sementara program ketiga adalah, mengkonsolidasikan birokrasi pemerintah provinsi DKI Jakarta. Didalamnya tim kampanye Anies-Sandi meelaborasi program yaitu, Membangun komunikasi dengan semua tingkatan birokrasi Pemda DKI Jakarta agar tercipta semangat kerja yang positif dan saling menghargai, menciptakan iklim kerja birokrasi yang lebih sehat, manusiawi dan produktif, bersama seluruh jajaran birokrasi Pemda, mempersiapkan Rancangan Revisi APBD-Perubahan 2018 DKI Jakarta dan rancangan RPJMD 2017-2022 untuk diajukan dalam masa sidang DPRD Provinsi DKI Jakarta di tahun 2018. Dengan sasaran revisi adalah memasukan program utama Anies-Sandi ke dalam APBD tahun 2018, memulai sinergi birokrasi dan pemerintahan provinsi dengan berbagai elemen civil society untuk membangun paradigma pembangunan berbasis gerakan.
Mulai mengimplementasikan open government dengan pengelolaan sumber pembiayaan anggaran secara transparan dan akuntabel, dimulai dengan menghindari manajemen keuangan non-bujeter, dan menerbitkan peraturan-peraturan gubernur yang diperlukan sebagai landasan implementasi program-program prioritas, termasuk untuk mengkonsolidasikan transportasi konvensional dengan transportasi online.
Namun menurut Anggota DPRD DKI Fraksi Partai Gerindra Syarif menyebut program 100 hari kerja untuk memulai jabatan baru Anies Baswedan sebagai Gubernur DKI dan Sandiaga Uno sebagai Wakil Gubernur hanyalah mitos.
"Program 100 hari ini mitos," ujar Syarif dalam diskusi yang digelar di kawasan Cikini, Jakarta, Sabtu (14/10/2017).
"Ada orang meninggal, membikin selametan 40, 100, 1.000 hari. Jadi tidak ada program 100 hari," kata Syarif.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.