Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Detik-detik Masa Kritis Choirul Huda Hingga Menghembuskan Nafas Terakhir di Rumah Sakit

Kiper Persela Lamongan meninggal dunia Minggu (15/10/2017) sore akibat bertabrakan dengan sesama pemain dalam pertandingan.

Editor: Adi Suhendi
zoom-in Detik-detik Masa Kritis Choirul Huda Hingga Menghembuskan Nafas Terakhir di Rumah Sakit
TWITTER/@SemenpadangFCID
Evakuasi Choirul Huda di lapangan, Minggu (15/10/2017) 

TRIBUNNEWS.COM, LAMONGAN - Kiper Persela Lamongan meninggal dunia Minggu (15/10/2017) sore akibat bertabrakan dengan sesama pemain dalam pertandingan.

Nyawanya tak tertolong meski sempat dilarikan langsung ke rumah sakit dan mendapat penanganan di instalasi Gawat Darurat.

Bila melihat rekaman pertandingan saat terjadi benturan dalam pertandingan, nampak Choirul Huda tidak seketika itu juga tak sadarkan diri.

Kiper yang setia pada Persela itu nampak masih mengerang kesakitan.

Baca: Suporter Kenang Kesetiaan Choirul Huda Terhadap Persela Lamongan Selama 18 Tahun

Cukup lama ia terlihat mengerang kesakitan sambil memegang bagian dagu atau lehernya sebelum akhirnya tak sadarkan diri saat tim medis datang memberi bantuan.

Apa yang terjadi dan dialami kiper senior itu sepatutnya diperhatikan para pemain lain agar terhindar dari peristiwa yang sama.

Berita Rekomendasi

Apa yang dialami Choirul Huda hingga menyebabkan kematiannya dipaparkan Dokter Yudistiro Andri Nugroho, Spesialis Anastesi (Kepala unit Instalasi Gawat Darurat RSUD dr Soegiri Lamongan).

Baca: Kiper Choirul Huda Meninggal, Instagram Persela Lamongan Banjir Ucapan Belasungkawa

"Choirul Huda mengalami trauma benturan dengan sesama pemain, sehingga terjadi apa yang kita sebut henti nafas dan henti jantung." ujar Yudistiro melalui pernyataan resmi yang disampaikan media officer Persela.

Dipaparkan jika tim medis di Stadion sudah melakukan penanganan pembebasan jalan nafas dengan bantuan nafas.

Kemudian dirujuk ke UGD RSUD dr Soegiri.

Di ambulance juga ditangani secara medis untuk bantuan nafas maupun untuk penanganan henti jantung.

Baca: Sepak Terjang Kesetiaan Choirul Huda Terhadap Persela Lamongan Buat Dua Klub Besar Gigit Jari

Sesampainya di UGD segera ditangani.

"Kami lakukan pemasangan alat bantu nafas yang sifatnya permanen. Kami lakukan inkubasi dengan memasang alat semacam pipa nafas. Itu yang menjamin oksigen bisa 100 persen masuk ke paru-paru."

"Dengan itu kami harapkan melakukan pompa otak sama jantung. "

"Sempat ada respon dari Choirul Huda dengan adanya gambaran kulit memerah, tetapi kondisnya tetap semakin menurun."

Pompa jantung dan otak itu dilakukan selama 1 jam tidak ada respon.

Baca: Tangis dan Teriakan LA Mania Usai Benturan Maut Kiper Choirul Huda

"Tidak ada reflek tanda-tanda kehidupan normal. Kemudian kami menyatakan meninggal pada pukul 16.45 WIB. Kami sudah mati-matian untuk mengembalikan fungsi vital tubuh Choirul Huda" paparnya.

Sesuai analisa awal benturan diketahui menimpa bagian dada dan rahang bawah.

Ada kemungkinan trauma dada, trauma kepala dan trauma leher.

"Di dalam tulang leher itu ada sumsum tulang yang menghubungkan batang otak. Di batang otak itu ada pusat-pusat semua organ vital, pusat denyut jantung dan nafas. Mungkin itu yang menyebabkan Choirul Huda henti jantung dan henti nafas."

"Itu analisa awal kami, karena tim kami gak sempat melakukan scaning, karena mas Huda tidak layak transport dengan kondisi kritis seperti itu. Kami tidak bisa mengkondisikan untuk dibawa ke Radiologi. Kami lebih menangani kondisi awal" tambah Yudistiro.

Berita ini sudah dimuat di suryamalang.com dengan judul: Ternyata Begini Masa Kritis dan Penyebab Meninggalnya Kiper Persela Choirul Huda Secara Medis

Sumber: Surya Malang
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas