Cerita Jusuf Kalla Sempat Tertahan di Bandara Los Angeles Ketika Hendak ke Peru
Wakil Presiden Jusuf Kalla meminta masalah ditolaknya Panglima TNI Gatot Nurmantyo memasuki wilayah Amerika Serikat tidak perlu diperpanjang.
Penulis: Taufik Ismail
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews, Taufik Ismail
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Presiden Jusuf Kalla meminta masalah ditolaknya Panglima TNI Gatot Nurmantyo memasuki wilayah Amerika Serikat tidak perlu diperpanjang.
Masalah tersebut telah diakui pihak Amerika sebagai kesalahan Administrasi.
Jusuf Kalla mengatakan dirinya juga pernah mengalami hal serupa.
Baca: Soal Penolakan Panglima TNI, Jusuf Kalla: Amerika Tidak Mudah Loh Minta Maaf
Jusuf Kalla mengaku dirinya pernah tertahan satu jam di Bandara Los Angeles saat hendak bertolak ke Peru karena kesalahan administrasi.
Ada dua orang stafnya yang dinilai tidak clear.
"Terpaksa tengah malam telepon Washington, kenapa dua orang ini? ternyata administrasi itu. pesawat saya, saya sendiri tertahan. apa boleh buat. sudah di pesawat pun sejam tidak bisa berangkat. jadi komputer masuk salah, ya keluar salah, jadi seperti itu," tutur Jusuf Kalla di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Kamis, (25/10/2017).
Baca: Jusuf Kalla Beri Masukan Ini Kepada Anies Baswedan dan Sandiaga Uno
Menurut Jusuf Kalla hal yang lumrah terjadi kesalahan administrasi karena pendataan menggunakan perangkat komputer.
Hanya saja Jusuf Kalla meminta Amerika memperbaiki sistem administrasinya agar kejadian serupa tidak terulang.
"Supaya tidak terulang, Amerika harus memperbaiki juga dia punya sistem. jadi ini kan sistem ini karena hanya kalau salah ada alarm berbunyi. kan orang Amerika itu, pesawat Amerika itu sebelum berangkat seperti (maskapai) emirates manifest nya harus dikirim ke Amerika, bahwa ini yang mau datang," katanya.
Baca: KPK Sebut Uang Suap Rp 298 Juta Untuk Oprasional Bupati Nganjuk dan Istri Selama Di Jakarta
Jusuf Kalla mengatakan baik pemerintah Indonesia maupun Amerika telah menempuh prosedur yang benar dalam menangani permasalahan ini.
Pemerintah telah protes memanggil duta besar Amerika untuk Indonesia dan pihak kedutaan Amerika sudah meminta maaf dan menjelaskan sumber masalahnya.
Baca: Masih Berasap, Identifikasi Jenazah Korban Kebakaran Pabrik Petasan di Tangerang Dimulai Besok
"Kita protes dan sudah diprotes. yang namanya protes itu kalau duta besar orang dipanggil ke Deplu (Kemenlu), itu artinya sudah protes. sudah di protes, sudah minta maaf, sudah menjelaskan kesalahannya, ya sudahlah. mudah-mudahan lain kali tidak terjadi," katanya.