Try Sutrisno Sebut Tidak Ada Bantuan Asing Saat Operasi TNI Berantas PKI
Yakni, dokumen yang menyebutkan AS mendukung operasi TNI dalam menumpas pemberontakan PKI, dengan memberikan bantuan peralatan.
Editor: Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA --- Mantan Panglima TNI, Try Sutrisno, menegaskan Angkatan Bersenjata Indonesia (ABRI), memang terlibat dalam perburuan terhadap kader serta simpatisan Partai Komunis Indonesia (PKI).
Hal itu, seperti tertulis dalam dokumen-dokumen resmi Amerika Serikat (AS) yang baru saja dipublikasi.
Namun, Try Sutrisno menilai informasi dalam dokumen-dokumen tersebut tidak akurat.
Yakni, dokumen yang menyebutkan AS mendukung operasi TNI dalam menumpas pemberontakan PKI, dengan memberikan bantuan peralatan.
Baca: Reaksi Golkar Terhadap Ancaman SBY Soal Revisi UU Ormas
"Tidak ada, (dari) seluruh dunia, (yang) memberantas PKI tanpa bantuan asing, itu Indonesia sendiri, dilakukan oleh bangsa putra-putri Indonesia," ujarnya.
Dokumen-dokumen tersebut, antara lain adalah salinan memo untuk Presiden AS saat itu, Lyndon B. Johnson dari dinas intelijen AS, terkait situasi di Indonesia.
Kemudian salinan surat dari perwakilan pemerintah AS yang ada di Indonesia, untuk para pejabat di Washington DC.
Dokumen-dokumen itu, dipublikasikan atas kebijakan AS, yang setiap tahunnya mempublikasikan dokumen rahasia tertentu.
Dalam dokumen tersebut, ditulis bagaimana AS melihat peristiwa penculikan dan pembunuhan para Jendral Angkatan Darat (AD) pada 30 September 1965.
Dituliskan juga bagaimana AS melihat perburuan dan pembunuhan terhadap kader serta simpatisan Partai Komunis Indonesia (PKI) setelah peristiwa 30 September.
Try Sutrisno yang pada tahun 1965 sudah aktif sebagai anggota TNI, membenarkan bahwa TNI terlibat dalam aksi penumpasan PKI pascaperistiwa 30 September 1965.
Baca: Dapat Gelar Profesor Terorisme, Bukti Tito Bukan Hanya Ahli Dalam Teori
Namun ia membantah jika disebutkan telah terjadi pembunuhan masal pascaperistiwa 30 September.
"Tidak ada pembunuhan masalah," tegasnya.
Ia menyebutkan upaya TNI terus memburu kader serta simpatisan PKI, yang masih melakukan perlawanan, pascaperistiwa 30 September.
Salah satunya adalah di wilayah pantai Selatan, di provinsi Jawa Timur.
Di wilayah itu, PKI masih menggelar perlawanan.
"Kalau PKI menang, kamu hilang semua ini, potong lehernya. Kalau yang menang PKI, jadi negara komunis kita," ujarnya.