Akbar Tandjung Takut Terjadi Kiamat di Partai Golkar Seiring Status Tersangka Setya Novanto
Wakil Ketua Dewan Kehormatan Partai Golkar Akbar Tandjung merasa prihatin dengan kondisi elektabitas partainya yang terus menurun.
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua Dewan Kehormatan Partai Golkar Akbar Tandjung merasa prihatin dengan kondisi elektabitas partainya yang terus menurun.
Hal tersebut imbas ditetapkannya Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto menjadi tersangka korupsi e-KTP oleh KPK.
Baca: Masinton: Wajar Jika Ada yang Dipanggil Tidak Datang, KPK Saja Tidak Datang Ketika Dipanggil DPR
"Saya tentu sangat prihatin, sangat sedih, juga sangat khawatir, adanya kasus yang dialami oleh saudara Setya Novanto, memperlihatkan opini publik terhadap Golkar itu mengalami tren penurunan," ujar Akbar di gedung DPR, Jakarta, Selasa (14/11/2017).
Baca: Formappi: Semua Upaya Akan Ditempuh Pengacara Setya Novanto Demi Bebaskan Sang Bos Dari Bui
Menurut Akbar, tren penurunan elektabilitas Golkar sebenarnya sudah terjadi sejak awal reformasi dan saat ini berdasarkan informasi partai berlambang pohon beringin hanya mendapatkan suara sekitar 7 persen.
Baca: KPK Perpanjang Penahanan Kepala Unit Layanan Pengadaan Pemerintah Kota Batu
"Kalau tren penurunan itu terus 6 persen, 5 persen, bahkan kemudian bisa di bawah 4 persen, kalau di bawah 4 persen, boleh dikatakan dalam bahasa saya bisa terjadi kiamat di partai Golkar. Ini yang saya takutkan," tuturnya.
Baca: Gencarnya Perlawanan Fredrich Yunadi Bela Setya Novanto Dikhawatirkan Timbulkan Spekulasi Ini
Agar hal tersebut tidak terjadi, Akbar berharap semua pihak di Partai Golkar untuk segera melakukan perbaikan dan perubahan dari berbagai aspek dalam menjalankan roda organisasi.
"Bahkan kalau memang (perubahan pemimpin) yang kita anggap terbaik, perlu dijalankan karena pemimpin yang akan menentukan daripada keberhasilan partai dan pemimpin itu akan mempengaruhi bagaimana opini publik terhadap partai," katanya.