Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Komunitas Perempuan Cadar: Ada yang Meneriaki Ninja, Setan, Mumi

Perempuan berniqab atau bercadar masih dipandang miring atau disangka teroris. Tapi Indadari Mindrayanti mencoba mementahkan hal itu.

Editor: Content Writer
zoom-in Komunitas Perempuan Cadar: Ada yang Meneriaki Ninja, Setan, Mumi
Dwi Reinjani/KBR
Komunitas Niqab Squad yang digagas Indadari Mindrayanti. 

Perempuan berniqab atau bercadar masih dipandang miring atau disangka teroris. Tapi Indadari Mindrayanti mencoba mementahkan hal itu dengan menggagas Niqab Squad.

Di Jakarta, ia dan puluhan perempuan berniqab menyelinap di antara ratusan orang di Car Free Day –meneriakkan I'm Not Terrorist. Dengan begitu, masyarakat tak takut lagi melihat orang bercadar.

Berikut kisah lengkapnya seperti dilansir dari Program Saga produksi Kantor Berita Radio (KBR).

Di Taman Kota 1, Bumi Serpong Damai (BSD), Tangerang, puluhan perempuan menggelar lapak pakaian bekas. Namun, pakaian yang dikenakan para perempuan yang menjual baju bekas tersebut justru yang menarik perhatian. Mereka mengenakan pakaian panjang serba hitam yang menutupi seluruh tubuh kecuali bagian mata.

Rupanya mereka tengah menggelar bazaar amal yang hasilnya akan diberikan pada pengungsi Rohingya. Sebelumnya, mereka juga melakoni hal serupa saat Car Free Day di Bundaran Hotel Indonesia.

Salah satu perempuan itu, Indadari Mindyaranti. Dia penggagas Komunitas Niqab Squad sejak Maret 2017. Indadari bercerita, komunitas ini dibentuk agar para perempuan muslim bercadar tak minder lantaran gaya berpakaian yang tak dianggap tak lazim.

“Aku mau menyosialisasikan cadar, kayak tadi aku denger cerita dari mereka ada yang diteriakin ninja, setan, mumi segala macam. Jadi kita berusaha membiasakan orang-orang melihat kami agar tidak takut lagi,” ujar Indadari.

Berita Rekomendasi

Perempuan kelahiran Mei 1982 ini mantab mengenakan niqab, pada 2015 silam. Baginya, niqab jadi pelengkap ibadah. Hingga pada Maret 2017, Indadari mendirikan Komunitas Niqab Squad.

Belakangan, kata dia, tak lama setelah Niqab Squad dikenal, perlahan perempuan yang mengenakan niqab mulai bermunculan. Mulai dari daerah-daerah hingga luar negeri. Dia bahkan mengklaim, anggotanya kini mencapai ratusan orang yang tersebar di 30 wilayah.

“Maret ya, itu kita bikin gathering pertama, ngumpulin teman-teman yang mau bergabung di Niqab Squad Indonesia, dan alhamdulillah terjadi. Dan beberapa bulan kemudian dari daerah bahkan dari Malaysia, South Afrika, Taiwan mengajukan diri untuk menjadi bagian dari Niqab Squad,” ujar Indadari.

Di komunitas ini, Indadari menyebut beragam kegiatan keagamaan dan sosial dilakukan. Salah satunya bazaar –yang uangnya diberikan untuk kelompok Rohingya di Myanmar.

Hanya saja, perempuan bercadar atau berniqab selalu diidentikkan dengan teroris. Hal itu bermula usai serangan 11 September 2001 terhadap Amerika Serikat. Cap teroris lantas dilekatkan pada perempuan bercadar dan pria berjenggot.

Prasangka serupa kemudian menjalar ke Indonesia dengan kencangnya serangan bom ke sejumlah daerah, misal Bali dan Jakarta.

Di Eropa, semisal Belanda, Belgia, Bulgaria, Denmark, Inggris, Italia, Rusia, Spanyol, Swiss, bahkan Jerman dan Turki melarang orang mengenakan cadar di area publik dan lingkungan pemerintahan. Ketakutan dan kecurigaan bahwa mereka bagian dari pelaku teror, kian tak terbendung.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas