Indonesia Bantu Selesaikan Krisis Rohingya Tanpa Mengintervensi Pemerintah Myanmar
Pemerintah akan terus berupaya agar krisis Rohingya di Myanmar bisa segera terselesaikan.
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nurmulia Rekso Purnomo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah akan terus berupaya agar krisis Rohingya di Myanmar bisa segera terselesaikan.
Menurut Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam), Wiranto, upaya pemerintah Indonesia dalam kasus Rohingya tidak akan sampai mengintervensi urusan internal pemerintah Myanmar.
Baca: Amnesty International Berharap Indonesia Terus Upayakan Penyelesaian Krisis Kemanusiaan di Myanmar
"Untuk menghadapi masalah Rohingya atau Myanmar, tanpa melakukan sesuatu yang dinilai sebagai intervensi negara lain, tapi besifat membantu," ujar Wiranto di kantornya, Jakarta Pusat, Kamis (23/11/2017).
Upaya yang dilakukan pemerintah terhadap krisis Rohingya, tidak akan jauh berbeda dengan apa yang sudah dilakukan pemerintah dalam membantu koflik di Marawi, Filipina.
Baca: Tragedi Kemanusian di Myanmar Dianggap Sebagai Pembersihan Etnis
"Kita ketahui pada saat Filipina punya masalah di Marawi, maka kita menginisiasi untuk melakukan pertemuan di Manado waktu itu, subregional dan punya nilai berarti," ujarnya.
Terkait konflik di Marawi yang lokasinya tidak jauh dari perbatasan Indonesia-Filipina, pemerintah menginisiasi pertemuan antara negara-negara terkait di Manado.
Pada pertemuan tersebut disepakati kerjasama multilateral untuk menumpas kelompok pendukung ISIS.
Baca: Krisis Rohingya: Mereka yang dipukuli dan dibakar
Sementara terkait Rohingya, pemerintah selain memberikan bantuan langsung kepada pengungsi Rohingya, pemerintah juga mendorong perbaikan kebijakan di Myanmar.
Pemerintah juga mendorong agar Bangladesh dan Myanmar menyepakati repatriasi pengungsi Rohingya kembali ke Myanmar.
Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi, yang hadir ke kantor Wiranto untuk membahas masalah Rohingya, mengatakan saat ini perundingan tahap akhir sedang dilakukan kedua negara.
Indonesia menurutnya akan terus mendorong kedua negara agar kesepakatan repatriasi itu bisa segera terealisasi.
"Sekarang kita sedang menunggu, karena pada pertemuan internal tersebut antara Myanmar dan Bangladesh sedang menegosiasikan, ini 'last round of negotiation' (negosiasi tahap akhir) mengenai MoU (memorandum of understanding) repatriation (red: repatriasi)," ujarnya.