Pakta Integritas Dinilai Bisa Jadi Landasan Moral Bagi Setya Novanto Mundur Dari Ketua Umum Golkar
Emrus Sihombing menilai ada landasan moral Setya Novanto mundur dari Ketua Umum Partai Golkar.
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat Komunikasi Politik dari Universitas Pelita Harapan (UPH), Emrus Sihombing menilai ada landasan moral Setya Novanto mundur dari Ketua Umum Partai Golkar.
Menurut Emrus, itu bisa merujuk pada tujuh pakta integritas pengurus Partai Golkar.
Antara lain, pertama, menyatakan siap menjalankan semua kewajiban dan memenuhi tanggung jawab selaku pengurus DPP Golkar sesuai pembidangan tugas masing-masing.
Baca: Idrus Marham Yakin DPD I Akan Terima Hasil Rapat Pleno DPP Golkar Soal Setya Novanto
Dengan status ditahan KPK, maka, menurut Emrus, jelas Setya Novanto tidak dapat menjalankan semua kewajiban dan memenuhi tanggung jawab tersebut.
"Tentu, Setya Novanto bisa merenungkan ini lebih mendalam," ujar Emrus kepada Tribunnews.com, Jumat (24/11/2017).
Baca: Bermodal Senjata Buatan Pindad, Anggota Kostrad Sabet 3 Medali Emas Kejuaran Menembak di Singapura
Kedua, siap menjaga kekompakan kerja dan soliditas sesama pengurus DPP Golkar sebagai salah satu kesatuan kepengurusan yang bersifat kolektif.
Dengan status ditahan KPK, maka jelas Setya Novanto, sebagai Ketua Umum Golkar, kata dia, sulit menjangkau agar dirinya dapat menjaga kekompakan kerja dan soliditas sesama pengurus DPP Partai berlambang beringin tersebut.
Baca: Din Syamsuddin Akan Adakan Rembuk Nasional Untuk Lahirkan Komitmen Seluruh Agama
Tidak dapat dipungkiri bahwa saat ini terjadi pandangan yang sangat berseberangan antar pengurus partai di ruang publik yang dimuat berbagai media massa.
Perbedaan pandangan ini menurutnya, sekaligus membuktikan Setya Novanto sulit mengendalikan perbedaan pendapat yang semakin meruncing karena terkait dengan perilaku dirinya sendiri.
Padahal, imbuhnya, berdasarkan pakta integritas ketiga, seharusnya perbedaan yang semakin meruncing tersebut diselesaikan di internal partai.
Baca: Aburizal Bakrie Minta Seluruh Kader Golkar Hormati Keputusan Rapat Pleno Soal Kasus Setya Novanto