Presiden: Kita Ini Dijadikan Contoh Kerukunan Agama, Mereka Kagum, Kita yang Dikagumi Tidak Tahu
“Tadi dengan PM Denmark beliau sampaikan kekaguman moderasi di Indonesia. Mereka kagum, kita yang dikagumi tidak tahu,” kata Presiden.
Penulis: Imanuel Nicolas Manafe
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo mengungkapkan, keragaman dan kerukunan yang ada di Indonesia kini sedang menjadi perhatian berbagai negara.
“Kita ini dijadikan contoh,” ujar Presiden Joko Widodo di depan ratusan anggota Forum Kerukunan Antar Umat Beragama (FKUB) Se-Indonesia di Istana Negara, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (28/11/2017).
Saat bertemu dengan Perdana Menteri Denmark, Lars Lokke Rasmussen tadi pagi di Istana Bogor, Presiden Jokowi mengatakan, PM Rasmussen kagum dengan keragaman dan moderasi yang terjadi di Indonesia.
“Tadi dengan PM Denmark beliau sampaikan kekaguman moderasi di Indonesia. Mereka kagum, kita yang dikagumi tidak tahu,” kata Presiden.
Bahkan, Presiden Jokowi mengatakan beberapa negara menerima bantuan atau peran Indonesia karena mereka menganggap Indonesia tidak memiliki kepentingan apapun terkait persoalan yang terjadi di negara tersebut.
Seperti misalnya ketika dirinya bertemu dengan perwakilan Majelis Tinggi Perdamaian Afganistan di Istana Kepresidenan Bogor pada pekan lalu.
“Langsung saya bicara dengan dulu Wapresnya Afghanistan namanya Mr. Khalili jadi ketua High Peace Council. Kita undang pertama karena ingin jadi mediator. Tahap kedua undang ulama besar di sana. Terakhir Taliban semua kita undang. Nanti sepakat kita kumpulkan bareng di Indonesia,” ucap Jokowi.
Begitu juga dengan persoalan yang terjadi di Rakhine State. Presiden Jokowi mengungkapkan Pemerintah Myanmar terbuka dengan Indonesia yang berupaya memberikan bantuan kepada korban kemanusiaan dan mencari solusi atas persoalan yang terjadi.
Baca: Dokter RSCM: Kondisi Syaraf Setya Novanto Masih Baik
Baca: Emil Dardak Pindah Partai Maju ke Jatim 1, Wasekjen Golkar: Mendagri Nggak Perlu Baper
“Rakhine State sama. Kita sudah banyak masuk ke sana banyak yang enggak tahu. Ketemu militer di Myanmar. Ketemu PM Bangladesh karena Indonesia dianggap netral tidak punya kepentingan. Orang menerima baik keinginan kita. Negara lain begini semua,” kata Jokowi.