Hari Menanam Pohon 2017: Tumbuhkan Kepedulian Lingkungan Pada Anak Melalui Gerakan KANCIL
Memperingati Hari Menanam Pohon Nasional 2017, Giant mengenalkan gerakan “Karena Aku Cinta Lingkungan” (KANCIL).
Editor: Content Writer
Sebagai Implementasi bentuk dukungan terhadap program pemerintah “Indonesia Bebas Sampah 2020” sekaligus memperingati Hari Menanam Pohon Nasional 2017, Giant mengenalkan gerakan “Karena Aku Cinta Lingkungan” (KANCIL).
Gerakan ini merupakan upaya yang dilakukan Giant dalam menumbuhkan kepedulian lingkungan melalui kegiatan menanam pohon bersama murid-murid TK Mursan Harun Nur Rasyid, di Rumah Kelola Sampah (RKS) Giant, Ciputat pada hari ini Selasa, 28 November 2017.
Gerakan KANCIL ini mengajak 36 anak dan menyerahkan 60 bibit tanaman untuk ditanam. Tampak wajah-wajah penuh antusias menyimak cara menanam yang baik dan benar, dengan pemanfaatan wadah dari sampah selain menggunakan polybag. Serta, media tanam yang digunakan juga ada dari komposter hasil pengelolaan sampah warga.
“Seperti pohon besar yang tumbuh dari bibit, kepedulian terhadap lingkungan perlu ditanam sejak dini. Untuk itulah kami mengajak mereka menanam pohon sambil mengajari mereka tentang sampah yang masih dapat dimanfaatkan, seperti botol bekas untuk wadah tanaman dan sampah organik untuk jadi pupuk tanaman,” ujar Tony Mampuk GM Corporate Affairs Giant.
Kegiatan ini merupakan bagian dari kegiatan Rumah Kelola Sampah (RKS) Ciputat yang telah aktif mengedukasi warga sekitar dalam penerapan 3 R (Reduce, Reuse, Recycle). RKS yang telah diresmikan sejak Mei 2017 ini berfungsi sebagai wadah pembinaan warga, pelatihan serta penyuluhan tentang pengelolaan sampah dan lingkungan, hingga tempat eksperimen warga dalam memanfaatkan hasil olahan sampah organik dan pengembangbiakan bibit tanaman.
Data Badan Pusat Statistik tahun 2014 mengenai perlakuan memilah sampah mudah membusuk dan tidak membusuk di dalam Rumah Tangga di Banten mencatat sebanyak 74.33% Rumah Tangga tidak memilah sampah dan hanya 25.66% rumah yang memilah sampahnya sebelum dibuang ke Tempat Pembuangan Sampah.
Hal ini menjadi perhatian untuk lebih memberikan pendidikan mengenai penerapan 3 R (Reduce, Reuse, Recycle) sejak dini untuk menekan sampah yang masuk ke Tempat Pembuangan Akhir.
Menurut informasi dari laman Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan pada bulan Juni 2017 tercatat produksi sampah di Indonesia mencapai 64 juta ton per tahun, dengan komposisi sampah: organik 60%, plastik 15%, kertas 10%, lainnya (metal, kaca, kain, kulit) 15%. Untuk perilaku pengolahan sampah di Indonesia, sebagian besar sampah dikirim ke TPA (69%), 7,5% kompos dan daur ulang, pembakaran terbuka 5%, ditimbun 10% dan tidak ada perlakuan 8,5%.
“RKS ini merupakan bentuk dukungan untuk target pemerintah dalam pengurangan sampah rumah tangga serta penanganan sampah tersebut. Kami berharap pengetahuan yang diajarkan oleh tim RKS dapat menyasar target pengurangan sampah rumah tangga pemerintah yang dicanangkan berkurang sebesar 30% dan untuk pemanfaatan dan penanganan terhadap sampah meningkat sebanyak 70% di tahun 2025 dapat terpenuhi,” tutup Tony.