Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pengamat: Citra Semakin Terpuruk, DPR Butuh Pemimpin Baru

Di internal partai, Pangi menilai, Golkar harus menempatkan sosok di luar "rezim" Setya Novanto.

Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Pengamat: Citra Semakin Terpuruk, DPR Butuh Pemimpin Baru
TRIBUNNEWS/HERUDIN
Ketua DPR RI Setya Novanto berjalan keluar gedung KPK Jakarta usai menjalani pemeriksaan, Kamis (30/11/2017). Setya Novanto diperiksa Ketua Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) DPR atas dugaan pelanggaran etik terkait status tersangka kasus dugaan korupsi KTP elektronik. TRIBUNNEWS/HERUDIN 

TRIBUNNEWS.COM - Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting Pangi Syarwi Chaniago mengatakan, citra DPR saat ini semakin kehilangan wibawa, efek dipimpin tersangka tindak pidana korupsi.

Kondisi ini, Pangi mengingatkan, juga mengganggu citra Indonesia. "Di luar peradabannya sudah cukup tinggi, ada rasa malu, mereka mundur karena malu," kata Pangi di Jakarta.

Masyarakat, Pangi mengungkapkan, sudah jengah menyaksikan "dagelan politik" yang diperlihatkan politisi di parlemen dengan tetap mempertahankan Setya Novanto sebagai Ketu DPR.

"Ketua DPR itu seharusnya jadi panutan. Tapi di Indonesia, Ketua DPR justru seorang tersangka korupsi dan telah masuk penjara," ujar Pangi.

Indonesia, kata Pangi melanjutkan, memerlukan pelaku politik yang bisa memberikan keteladanan moral, "bukan mereka yang berpolitik secara asal."

Alhasil, menurut Pangi, untuk kembali memompa kepercayaan publik kepada parlemen, DPR harus segera mengganti Setya Novanto. Ketua DPR pengganti Setya Novanto, sambungnya, harus elite politik yang kredibel dan bersih dari masalah hukum.

"DPR butuh pemimpin baru yang punya gebrakan dan juga tokoh panutan rakyat. Kita saat ini memerlukan Ketua DPR yang nasionalis sejati, autentik, tidak berpura-pura, dan juga tidak menjadikan kekuasaan sebagai mata pencaharian," imbau Pangi.

BERITA REKOMENDASI

Di internal partai, Pangi menilai, Golkar harus menempatkan sosok di luar "rezim" Setya Novanto.

Golkar juga tidak seharusnya mempertimbangkan calon yang ikut memperlemah upaya pemberantasan korupsi karena dianggap berpotensi menimbulkan kembali masalah besar buat Golkar.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas