Dua Jenderal Polisi Ini Disebut Bisa Dampingi Jokowi di Pilpres 2019, Bagaimana Peluang Mereka?
Indo Barometer menggelar survei terhadap 1.200 reponden di 34 provinsi pada 15 - 23 November 2017. Seperti inilah gambaran yang didapat.
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nurmulia Rekso Purnomo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Indo Barometer menggelar survei terhadap 1.200 reponden di 34 provinsi pada 15 - 23 November 2017.
Survey dilakukan untuk mengetahui siapa yang paling pantas mendampingi Joko Widodo sebagai Calon Wakil Presiden dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 mendatang.
Baca: Fadli Zon Ramalkan Prabowo Jadi Presiden Tahun 2019
Melalui simulasi delapan nama dengan pertanyaan tertutup, nama Agus Harimurti Yudoyono (AHY) muncul di urutan pertama, dengan elektabilitas mencapai 17,1 persen.
Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo, berada di posisi kedua dengan angka 15, 9 persen.
Kemudian disusul Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil dengan angka 9, 5 persen.
Pada posisi keempat, ada mantan Panglima TNI Jenderal TNI (Purn) Moeldoko dengan angka 3, 6 persen, diikuti Puan Maharani dengan angka 2,8 persen.
Posisi keenam terdapat nama Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati.
Posisi paling buncit diisi dua Jenderal Polisi bintang empat, yakni Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian dan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Jenderal Polisi Budi Gunawan.
Kedua Jenderal Polisi tersebut sama-sama mendapat 0 persen.
Dalam survei itu 6,9 persen responden tidak menjawab, 9,5 persenn mengaku belum memutukan, dan 35,1 persen tidak menjawab pertanyaan.
Dalam survei mengenai kriteria yang dilakukan dengan pertanyaan terbuka, mayoritas reponden atau 22,5 persen menjawab sang cawapres harus berasal dari kalangan militer.
Syarat kedua yang paling banyak dipilih, adalah berpengalaman dalam pemerintahan dengan 14,3 persen responden.
Di belakanganya terdapat syarat dekat dengan rakyat dengan 12,3 persen.
Politikus PDIP, Maruarar Sirait dalam acara pemaparan hasil survei Indo Barometer, di Hotel Atlet Cenutry Park, Jakarta Pusat, Minggu (3/12/2017), menjelaskan bahwa orang-orang yang mendukung Gatot Nurmantyo maupun AHY adalah orang yang berbeda dengan pendukung Jokowi.
Karena itu, kombinasi salah satu dari mereka dengan Jokowi bisa menghadirkan elektabilitas yang lebih dari cukup.
"Pendukung Sri Mulyani dan yang lain, itu adalah relatif orang yang sama, mungkin dalam survei berikutnya bisa disurvei, bisa dijawab," katanya.
Nama Gatot dan AHY bisa berada paling atas, dan syarat berasal dari kalangan militer menjadi syarat yang paling banyak dipilih masyarakat, menurut Maruarar hal itu dikarenakan TNI merupakan satu lembaga yang paling dipercaya masyarakat saat ini.