Pengamat: Sudah Selayaknya Panglima TNI dari TNI AU
Presiden Joko Widodo telah menyerahkan nama Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal Hadi Tjahjanto sebagai calon Panglima TNI
Penulis: Muhammad Zulfikar
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo telah menyerahkan nama Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal Hadi Tjahjanto sebagai calon Panglima TNI ke DPR RI.
Hadi Tjahjanto merupakan calon tunggal yang ditunjuk Presiden Jokowi untuk menggantikan Gatot Nurmantyo.
Pengamat militer Susaningtyas Kertopati mengapresiasi langkah Presiden Jokowi yang telah menyiapkan nama Panglima TNI pengganti Gatot. Dengan ditunjuknya Hadi dengan begitu presiden meneruskan proses rotasi yang ada di internal TNI terkait posisi Panglima.
Wanita yang akrab disapa Nuning itu menuturkan, sesuai visi Presiden Jokowi dalam poros maritim dunia, maka penguatan pilar kelima untuk pertahanan maritim fokus meningkatkan kemampuan AL dan AU.
"Sesuai dengan tahapan pembangunan kekuatan maritim sudah selayaknya alutsista AU mendapat prioritas pertama. Kekuatan udara dibangun agar mampu beroperasi 24 jam hingga ruang udara di atas ZEE dan landas kontinen," kata Nuning melalui pesan singkatnya, Senin (4/12/2017).
Nuning menuturkan, kemampuan tersebut sangat dibutuhkan TNI untuk menjamin keunggulan di udara dan di laut. Artinya, kekuatan udara tersebut ditujukan untuk memberikan perlindungan udara atas semua operasi militer di laut.
"TNI AU memberikan jaminan air supremacy dan air superiority agar TNI AL mampu melaksanakan semua operasi di laut menjaga stabilitas keamanan maritim. Sudah selayaknya Panglima TNI dijabat dari TNI AU guna mewujudkan kepentingan nasional atas pertahanan maritim tersebut," tuturnya.
Hal penting lain kata Nuning, TNI AU memiliki cara Pandang bahwa ruang udara memiliki nilai yang sangat penting dalam mendukung program pembangunan yang sedang dijalankan pemerintah, nilai yang paling penting adalah nilai ekonomis.
Sehingga pola gelar TNI AU mengutamakan di daerah depan yaitu Natuna, Tarakan, morotai, Biak, Metauke dan kupang.
"Dengan demikian Kita Akan mampu mengawasi ruang udara dan wilayah yang ada dibawahnya mulai dari ZEE, kemampuan yang akan kita tingkatkan adalah kemampuan penginderaan dan penindakkan atas obyek di udara dan obyek diatas permukaan," tandasnya.