Agung Laksono Tidak Yakin dengan Surat Novanto Minta Perlindungan Hukum
"Jelas sekarang beliau dalam keadaan terbatas dan bergerak kami sekarang juga tidak bisa berkomunikasi,"
Penulis: Taufik Ismail
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews, Taufik Ismail
TRIBUNNEWS. COM, JAKARTA - Ketua Dewan Pakar Golkar Agung Laksono mengaku tidak tahu mengenai keaslian surat Setya Novanto yang meminta perlindungan hukum kepada presiden Joko Widodo atas kasus hukum yang menjeratnya tersebut.
Agung mengaku dirinya kini tidak bisa berkomunikasi dengan Setya Novanto.
"Jelas sekarang beliau dalam keadaan terbatas dan bergerak kami sekarang juga tidak bisa berkomunikasi," kata Agung di DPP Golkar, Jalan Anggrek Neli Murni, Slipi, Jakarta Barat, Jumat, (8/12/2017).
Baca: Agung Laksono Sedih Setya Novanto Ditinggal Otto Hasibuan dan Fredrich
Agung mengaku sudah membaca surat yang menjadi viral tersebut.
Menurut Agung, bukan tipikal Setya Novanto menuliskan surat seperti itu.
Ia mengatakan Setya Novanto tidak pernah mengeluh dan selalu memendam masalah.
"Beliau setahu saya tidak suka mengeluh itu, dia menerima itu dengan ikhlas kalaupun ada masalah yang berat biasanya dipendam sendiri," katanya.
Baca: Otto Hasibuan dan Fredrich Mundur Dampingi Kasus Korupsi e-KTP Setya Novanto, Begini Fakta-faktanya
Menurut Agung Setya Novanto tipikal orang yang mampu menahan dirinya, sehingga ia pun mempertanyakan keaslian surat tersebut.
"Makanya saya bertanya tanya apa betul surat ini benar, bertanya tanya saya ini, karena engga biasa nya seperti itu setahu saya," katanya.
Sebelumnya Foto surat diduga dari Ketua DPR Setya Novanto untuk Presiden Joko Widodo (Jokowi) sedang menjadi viral.
Baca: Presiden Jokowi Tepuk Pundak Tiga Kali, Marsekal Hadi Tjahjanto Resmi Jadi Panglima TNI
Isi surat itu adalah permintaan Novanto untuk meminta perlindungan Presiden Jokowi dari upaya kriminalisasi yang menjeratnya sehingga menjadi tahanan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Dalam surat bertanggal 5 Desember 2017 itu, Novanto menjelaskan kondisinya saat ini.
Dia menduga kasus hukum yang menjeratnya tak terlepas dari keputusannya membawa Golkar untuk mencalonkan Jokowi pada Pemilu Presiden (Pilpres) 2019.
Baca: KPK Pertanyakan Bukti yang Digunakan Pihak Setya Novanto
"Sesungguhnya peristiwa yang menimpa diri saya ini, bermuara pada keputusan dukung mendukung Presiden Republik Indonesia untuk Pemilu 2019. Oleh sebab itu, dapat diyakini bahwa ujung dari peristiwa kriminalisasi ini adalah untuk menggagalkan kepemimpinan Bapak sekarang maupun di masa yang akan datang," demikian tertulis dalam surat itu.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.