Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ibas Minta Sekjen PBB dan Negara Lain Ambil Sikap Untuk Rakyat Palestina

"Kami sangat prihatin mendengar Presiden AS, Donald Trump, presiden negara panutan demokrasi dunia

Penulis: Wahyu Aji
Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Ibas Minta Sekjen PBB dan Negara Lain Ambil Sikap Untuk Rakyat Palestina
Tribunnews.com/Tribunnews.com/Lendy Ramadhan
Ketua Fraksi Partai Demokrat di Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI), Edhie Baskoro (Ibas) 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Ketua Fraksi Partai Demokrat DPR RI Edhie Baskoro Yudhoyono atau yang akrab disapa Ibas, merasa prihatin dengan pernyataan Presiden Amerika Serikat Donald Trump, atas klaim sepihak Kota Yerusalem sebagai Ibu kota Israel.

"Kami sangat prihatin mendengar Presiden AS, Donald Trump, presiden negara panutan demokrasi dunia mengeluarkan pernyataan yang menimbulkan kecaman dunia. Di saat dunia internasional terus membangun komitmen dan terus menjalin persatuan untuk menciptakan kedamaian dan keamanan global, kini proses itu tercederai," kata Ibas lewat pesan singkat yang diterima, Sabtu (9/12/2017).

Anggota Komisi 10 DPR RI ini mengatakan, pernyataan Donald Trump tersebut sangat tidak mencerminkan sikap peminpin negara adi daya yang selama ini berperan besar menjaga perdamaian dunia.

"Kami dorong semaksimal mungkin agar Indonesia sesuai konstitusi negara RI berperan pro aktif menggunakan jalur diplomasi, membangun komunikasi diplomatik mengecam keras, menegaskan posisi RI dan terus berupaya menggalang dukungan negara-negara lain untuk mendesak sekeras-kerasnya agar Presiden Donald Trump mentaati resolusi DK PBB soal konflik Israel-Palestina," kata Ibas.

Baca: PM Israel: Saya Bilang pada Trump, Sahabatku, Anda Mencetak Sejarah

Ibas mengaku kesal atas tindakan sepihak Presiden Donald Trump yang mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel juga tidak menghormati proses, kerja keras dan upaya serius banyak negara dunia untuk menciptakan perdamaian bersama.

Menurutnya, dunia internasional selama ini berkomitmen kuat mentaati aturan bahwa Yerusalem adalah wilayah yang berada di bawah kewenangan internasional, dan diberikan status hukum dan politik yang terpisah (separated body).

Berita Rekomendasi

Sejarah mencatat, tahun 1947 PBB membentuk komite khusus membahas soal Palestina yaitu United Nations Special Committee on Palestine (UNSCOP) yang kemudian merekomendasikan pembagian Palestina menjadi wilayah Arab dan Yahudi atau dikenal dengan 'Two State Sollution'.

"Jelas Presiden Donald Trump telah melecehkan konsensus internasional dalam resolusi Majelis Umum PBB Nomor 181 tahun 1947 yang di dalamnya terterah rekomendasi two state solution. Kita mendesak agar proses perdamaian multilateral yang telah dibangun bersama lembaga-lembaga internasional lainnya dihormati untuk menjaga perdamaian di Timur Tengah," katanya.

Lebih lanjut putra Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ini mengatakan, konflik Palestina-Israel tak pernah luput dari perhatian dunia internasional.

Untuk itu, jika Presiden Donald Trump masih menghormati eksistensi negara-negara lain yang sejak awal berperan aktif bersama menjaga perdamaian dunia, maka tidak ada alasan lagi bagi Presiden Donald Trump untuk tidak mematuhi deretan resolusi PBB dan lembaga internasional lainnya soal Yerusalem.

"Jangan lupa proses panjang yang telah ditempuh bersama semua pihak menuju perdamaian di Timur Tengah. Sederetan daftar resolusi Perserikatan Bangsa-Bangsa dan lembaga internasional berkaitan dengan Yerusalem sejak perang 1967 harus dihormati. Ada resolusi Majelis Umum PBB, ada juga sederetan resolusi DK PBB, serta resolusi UNESCO atas Yerusalem. Semua kesepakatan ini harus menjadi landasan bersama penyelesaian konflik Palestina-Israel," katanya.

Lebih lanjut Ibas mengajak seluruh pihak, khususnya seluruh elemen masyarakat yang prihatin dengan masa depan rakyat Palestina untuk memberikan dukungan moral sambil mendoakan agar ada jalan terbaik dari hasil sidang darurat DK PBB.

"Saya juga mengingatkan seluruh elemen masyarakat Indonesia jangan sampai terpancing sehingga melakukan aksi-aksi kontra produktif. Tetap tenang sembari menunggu solusi PBB dan pihak-pihak berwenang untuk menyerukan solusi terbaik," kata Ibas.

Terakhir Ibas berharap, PBB dibawa pimpinan Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres bersama negara-negara lain harus memberikan atensi khusus untuk menemukan jalan terbaik bagi rakyat Palestina.

"Walaupun AS memiliki hak veto di PBB, namun sebijaknya juga harus melalui proses yang demokratis. Bukan melalui tindakan sepihak dengan mengeluarkan statement yang justru hanya menimbulkan kegaduhan dunia," katanya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas