Airlangga Hartanto Dianggap Layak Pimpin Golkar 'Jaman Now'
Airlangga Hartanto, Aziz Syamsuddin, Idrus Marham dan Titiek Soeharto kini masuk bursa calon ketua umum DPP Partai Golkar.
Editor: Rachmat Hidayat
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA-Airlangga Hartanto, Aziz Syamsuddin, Idrus Marham dan Titiek Soeharto kini masuk bursa calon ketua umum DPP Partai Golkar. Sejumlah kader muda Golkar seperti Azis Samsuddin dan yang lainnya, memiliki performa yang baik untuk membranding Golkar "Jaman Now".
"Namun demikian, jika dilihat dari aspek peluang memimpin Golkar, figur Airlangga semakin menguat dukungannya. Mungkin faktornya karena sosok Airlangga selain kapasitasnya, dia lebih bisa diterima oleh semua kelompok," ungkap Direktur Indonesia Public Institute (IPI), Karyono Wibowo, Rabu (13/12/2017).
Menurutnya, Airlangga relatif kecil resistensinya baik di internal Golkar maupun di eksternal. Dengan situasi sekarang ini, lanjutnyatarik menarik antar kelompok di tubuh Golkar, tentu memerlukan figur yang berada di posisi tengah, tapi dekat dengan pusat kekuasaan.
Hal itu untuk menjaga relasi politik Golkar yang berwatak non oposisi atau kooperatif dengan kekuasaan.Yang menarik dalam pertarungan antar kelompok yang tengah memerebutkan posisi ketua umum Golkar, menurut Karyono, apabila terjadi kompromi politik antara kubu Airlangga dengan kubu Setya Novanto.
Kubu Airlangga dan Setya Novanto bersatu menghadapi kubu Titik Prabowo, ia yakin posisi Airlangga semakin kuat.
"Begitu juga sebaliknya, jika kubu Setya Novanto bergabung ke titik Prabowo maka akan memperkuat dukungan Titik. Jika kubu Novanto membuat poros sendiri dalam munaslub, langkah ini tidak efektif karena kekuatannya sudah mulai melemah," sarannya.
Namun demikian, Karyono melanjutkan, kelompok pendukung Novanto bisa menjadi bandul politik di Munaslub Golkar. Sosok lain yang perlu diperhitungkan dalam konstelasi politik Golkar adalah Akbar Tanjung.
Akbar menurutnya, berpotensi menjadi salah satu figur yang masih punya pengaruh di Golkar yang bisa dirangkul untuk memperkuat dukungan.Dilihat dari kondisi internal Golkar dan konfigurasi politik nasional yang, maka jalan terbaik adalah kompromi politik.
"Dengan mengedepankan persatuan Golkar untuk membangun kejayaan Golkar dengan wajah baru, bukan wajah Golkar di era orde baru," Karyono menegaskan.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.