Jimly: Penyebutan Yerusalem Sebagai Ibu Kota Israel Bentuk Penyusupan
Hal tersebut berlangsung saat semua pihak di Indonesia memberikan dukungan terhadap kemerdekaan penuh Palestina.
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nurmulia Rekso Purnomo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA --- Penulisan Yerusalem sebagai ibu kota Israel di buku pelajaran, menurut Ketua Umum Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI) Jimly Asshiddiqie, adalah betuk penyusupan.
Hal tersebut berlangsung saat semua pihak di Indonesia memberikan dukungan terhadap kemerdekaan penuh Palestina.
"Isinya menyebut ibu kota Israel itu Yerussalem, jadi ada susupan di dunia pendidikan, disusupi ide-ide sesat yang menyesatkan," ujarnya kepada wartawan di kantor ICMI, Jakarta Pusat, Rabu (13/12/2017).
Baca: PAN Lebih Condong Mengusung Sudrajat di Pilgub Jabar
Ia mengimbau semua pihak untuk tetap mewaspadai hal-hal sejenis, ada tidak adanya ekskalasi konflik antara Israel - Palestina.
ketua Umum ICMI mengaku yakin, jika tidak ada pernyataan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang mendukung Yerusalem sebagai ibu kota Israel, informasi yang tertera di buku pelakaran siswa SD yang ditulis tahun 2009 lalu itu, mungkin tidak akan disadari.
"Kita ini kan kadang-kadang kalau lagi ribut ini ingat, kalau tidak ribut kita tidak ingat," terangnya.
Jimly Asshiddiqie menganggap pernyataan Donald Trump tersebut harus dikecam.
Pasalnya sang presiden tidak membantu upaya penyelesaian konflik Palestina - Israel, dengan pernyataananya yang jelas-jelas menunjukan keberpihakan AS.
Padahal konflik tersebut bisa diselesaikan jika umat Islam, Nasrani dan Yahudi yang sama-sama menganggap Yerusalem sebagai kota suci, duduk bersama.
"Ingat ini bukan cuma masalah agama, tapi masalah kemanusiaan," tuturnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.