Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Penggantian Ketua Umum Golkar di Saat Setya Novanto Sedang Disidang Dianggap Tak Etis

Salah satunya Persatuan Loyalitas Golongan Karya (PLG). PLG menilai pergantian ketua umum partai berlambang pohon beringin

Penulis: Glery Lazuardi
Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Penggantian Ketua Umum Golkar di Saat Setya Novanto Sedang Disidang Dianggap Tak Etis
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Tersangka kasus korupsi KTP elektronik Setya Novanto berjalan menuju mobil tahanan usai menjalani pemeriksaan di Gedung KPK, Jakarta, Selasa (12/12/2017). Setya Novanto kembali diperiksa sebagai saksi untuk tersangka Direktur Utama PT Quadra Solution, Anang Sugiana Sudihardjo (ASS). TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Glery Lazuardi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Partai Golkar sudah mengganti Ketua Umum dari Setya Novanto ke Airlangga Hartarto. Meskipun begitu, masih terdapat sejumlah pihak yang mempertanyakan pergantian itu.

Salah satunya Persatuan Loyalitas Golongan Karya (PLG). PLG menilai pergantian ketua umum partai berlambang pohon beringin itu seharusnya melalui munaslub bukan di rapat pleno.

"Peralihan kepemimpinan ketua umum harus melalui munaslub bukan rapat Pleno yang dilakukan semalam yang menghasilkan Airlangga menjadi Ketua Umum," tutur Presedium Sekber PLG, Cupli Risman, Kamis (14/12/2017).

Dia menilai, pergantian ketua umum yang dilakukan sekelompok pengurus DPP Partai Golkar itu tidak sempurna. Apalagi dilakukan pada sidang pertama kasus korupsi proyek pengadaan e-KTP yang menjerat terdakwa, Setya Novanto.

Sehingga, pergantian terhadap ketua umum Setya Novanto dari pucuk pimpinan Partai Golkar dinilai tidak etis. Pergantian memicu perpecahan dan mengakibatkan status quo terhadap salah satu partai yang sudah berdiri sejak zaman orde baru tersebut.

"PLG hanya mengakui kepemimpinan Setya Novanto Sebagai Ketum Golkar dan dalam waktu dekat akan bertemu SN untuk melakukan revitalisasi pengurus DPP Partai Golkar dan mengambil langkah-langkah politik untuk menolak Munaslub Golkar, karena tidak sesuai Ad/Art," tambahnya.

Berita Rekomendasi

Sebelumnya, Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto terpilih sebagai Ketua Umum Partai Golkar menggantikan Setya Novanto. Keputusan tersebut diambil secara aklamasi dalam rapat pleno selama lebih dari tiga jam di DPP Golkar, Rabu (13/12/2017).

Keputusan rapat pleno itu akan diresmikan dalam Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Partai Golkar yang diselenggarakan pada 19-20 Desember mendatang.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas