Perwakilan Duta Besar Palestina Untuk Indonesia Ucapkan Terima Kasih Kepada Presiden
Saya ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada rakyat dan pemerintah Indonesia
Penulis: Rizal Bomantama
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perwakilan Duta Besar Palestina untuk Indonesia Taher Hamad mengucapkan terimakasih kepada rakyat Indonesia dan terutama Presiden Joko Widodo atas dukungan dan perjuangan dalam mengupayakan kemerdekaan Palestina.
Seperti diketahui beberapa elemen bangsa Indonesia bereaksi atas pernyataan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang mengakui Kota Yerusalem sebagai ibukota Israel.
Bahkan Presiden Joko Widodo meminta negara-negara Islam meninjau kembali hubungan diplomatik dengan Israel dalam KTT OKI (Organisasi Kerjasama Negara-negara Islam) di awal Desember 2017 lalu.
Pernyataan terima kasih itu disampaikan Taher Hamad saat hadir dalam diskusi Forum Medan Merdeka Barat bersama Menteri Agama Lukman Syaifudin dan Direktur Timur Tengah Kementerian Luar Negeri Indonesia Sunarko di Kemenkominfo, Jumat (15/12/2017).
“Saya ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada rakyat dan pemerintah Indonesia. Bahkan Presiden Joko Widodo telah menelepon Presiden Palestina Mahmoud Abbas dan menyampaikan dukungannya kepada Palestina serta mengecam pernyataan Presiden AS,” ujar Taher Ahmad.
Baca: Aksi Bela Palestina Juga Akan Panjatkan Doa untuk Keselamatan Bangsa
Menurutnya dukungan dari rakyat dan pemerintah Indonesia memberi suntikan moril bagi rakyat dan pemerintah Palestina.
Taher juga memuji sikap Menlu Indonesia Retno Marsudi yang beberapa kali menunjukkan simbol dukungan Indonesia untuk Palestina.
“Beliau mengenakan kain kafiyeh yang merupakan kain khas Palestina dan kehadirannya di Bali Democracy Forum yang merupakan forum dialog antarumat beragama,” katanya.
Menurutnya pernyataan Presiden Donald Trump telah melukai perasaan masyarakat Palestina yang telah berjuang selama puluhan tahun dalam mewujudkan hak-hak kemanusiaannya.
“Terjadi pelanggaran HAM selama 40 tahun di mana warga Palestina dan warga dunia dilarang mengunjungi Masjidil Aqsa sebagai situs suci umat Islam. Yerusalem justru merupakan kota suci bagi tiga agama besar dunia, konflik Palestina dan Israel bukan konflik agama,” ujarnya.