PKB Cabut Dukungan Kalau Target Emil Maju Sebagai Cawapres Jokowi
Para kyai yang hadir dalam musyawarah itu mengaku kecewa karena Emil demikian sapaan Ridwan Kamil
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dipastikan akan menarik dukungan bagi Wali Kota Bandung Ridwan Kamil untuk maju pada Pilgub Jawa Barat 2018.
Alasannya, selain dianggap tuna integritas dan sulit diajak berkomunikasi, Wali Kota Bandung itu disebut – sebut akan mendampingi Presiden Joko Widodo di Pilpres 2019.
Demikian pernyataan beberapa Kyai yang hadir dalam Musyawarah Himpunan Pengusaha Santri di Pesantren Al-Muhajirin 2, Purwakarta, Jabar seperti dikutip dari keterangan tertulis yang diterima Tribunnews.com, Kamis (21/12/2017).
Para kyai yang hadir dalam musyawarah itu mengaku kecewa karena Emil demikian sapaan Ridwan Kamil mengabaikan aspirasi para Kyai dan masukan tokoh Jabar mengenai sosok pendampingnya di Pilkada Jabar 2018.
“Kami tidak ingin Jawa Barat dipimpin seorang yang tuna integritas. Meminta pendapat para Kyai dan tokoh masyarakat Jabar tapi mengabaikannya begitu saja,” ucap DR. KH Abun Bunyamin.
Baca: Ridwan Kamil Bantah Sudah Temukan Calon Pendampingnya
Sementara tokoh muda PKB, Aan Subarhan menegaskan, semua kader PKB dan Relawan all out memperjuangkan Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar, sebagai bakal Cawapres pada Pilpres 2019.
Karenanya, PKB harus menarik dukungan bagi Emil, bila ia menjadikan Pilgub Jabar sebagai batu loncatan ke Pilpres 2019, seperti diberitakan media massa.
“Jabatan Gubernur harus dijalankan secara serius. Bukan sebagai batu loncatan saja. Maka RK tidak layak didukung oleh PKB dan juga generasi muda di Jabar”, ujar koordinator bidang kaderisasi Ansor Majalengka ini.
Kritik lebik keras disampaikan Wakil Sekertaris PWNU Jawa Barat, H Adlan Alie.
Emil yang tak segera menentukan pendampingnya meski telah mendapat masukan dari para tokoh Jabar, menunjukan bahwa ia penakut.
“Langkah RIdwan Kamil menunda-nunda mengumumkan calon wakil nya adalah sikap penakut, pecundang, lika-liku tak jelas. Ia tak memiliki daya respek terhadap orang lain. Itu karakter yang akan terus terbawa ke manapun,” ujar Adlan Alie.
Ditambahkan Ketua Forum Komunikasi Kiayi Kampung (FKKK) , KH. Arif Ismail Chowas, FKKK Jawa Barat yang membawahi 4200 kiai kampung se-Jabar akan pasif dalam pesta demokarasi Jabar 2018 bila tidak ada kader NahdatulUlama (NU) yang maju sebagai calon Gubernur atau wakil Gubernur Jabar.
“NU punya sumbangsih besar terhadap pembangunan di Jawa Barat. Jika tidak ada pemimpin dari NU, kami merasa tidak diperhatikan”, Kata pengasuh Pondok Pesantren Miftahul Ulum Bangunsirna Ciamis itu.
Di sisi lain diberitakan, Ketua DPD Golkar Jawa Barat Dedi Mulyadi mengaku sedang menjalin komunikasi intensif dengan PKB.
Komunikasi mengerucut soal rencana 'satu perahu' menghadapi kontestasi Pilgub Jawa Barat nanti.
"Saya mengajak kepada PKB untuk duduk satu meja bersama-sama membahas langkah strategis pemilu gubernur di Jawa Barat," kata Dedi usai musyawarah nasional luar biasa Golkar di JCC Senayan, Jakarta, Rabu (20/12/2017).
Dedi mengatakan pembahasan dengan PKB belum spesifik soal siapa calon yang bakal diusung. Ia mengaku lebih memilih membahas landasan dan strategi politis guna memenangi pilgub Jabar.
"Membicarakan dulu platform, kemudian juga jumlah partai pengusungnya, sehingga kecukupan itu nanti melahirkan kesepakatan," ujar Dedi.
PKB sejatinya telah mengusung Wali Kota Bandung Ridwan Kamil sebagai bakal calon wakil gubernur Jawa Barat. Namun, belakangan DPD PKB Jabar berencana mengikuti langkah Golkar mencabut dukungannya terhadap Emil. (*)