Pengamat Transportasi: Blunder Besar Jika KA Bandara Soetta Hanya Incar Penumpang Pebisnis
Azas Tigor Nainggolan, menyebut bahwa terdapat sebuah blunder besar dari KA Bandara Soetta, ketika hanya mengincar penumpang pebisnis.
Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Vincentius Jyestha
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat transportasi, Azas Tigor Nainggolan, menyebut bahwa terdapat sebuah blunder besar dari KA Bandara Soetta, ketika hanya mengincar penumpang pebisnis.
Blunder besar yang dimaksud Tigor adalah dengan tidak dilibatkannya semua tingkatan masyarakat dalam sasaran penumpang KA Bandara Soetta, sehingga tarif KA tersebut tetap mahal yakni Rp 70.000.
Hal itu lantaran baginya, KA bandara dibangun menggunakan uang rakyat Indonesia secara keseluruhan.
Maka akan tak adil apabila tarif yang diberlakukan 'hanya bersahabat' bagi pebisnis.
"Ya harus semua rakyat yang menikmatinya, jangan sampai hanya segelintir orang yaitu pebisnis yang diberikan kesempatan menikmati KA bandara," ujar Tigor, ketika dihubungi Tribunnews.com, Sabtu (6/1/2018).
Baca: Segmen Pasar KA Bandara Soetta Harusnya Semua Pengguna Kendaraan Pribadi Bukan Hanya Pebisnis
Tarif normal KA Bandara, dinilai Tigor masih memberatkan bagi sejumlah kalangan.
Ia meminta agar PT Railink fokus untuk menghitung tarif yang menguntungkan bagi pengguna KA Bandara.
"Ketika masyarakat masih merasa berat dengan tarif yang berlaku, maka target untuk mengurangi kemacetan menuju atau dari bandara tak akan tercapai, karena masyarakat masih memilih menggunakan kendaraan pribadi," ungkapnya.
Tigor juga mengimbau agar PT Railink merevisi sasaran penumpang atau segmen pasar KA Bandara Soetta, demi tercapainya target dari pembangunan KA itu sendiri.
Diberitakan sebelumnya, Kereta Api (KA) Bandara Soekarno-Hatta (Soetta) telah resmi beroperasi mulai 2 Januari 2018.
Baca: Sejumlah Jenderal Polisi yang Ikut Pilkada Dimutasi
Tarif yang saat uji coba mulai 26 Desember 2017 lalu sebesar Rp 30.000 pun kini meningkat menjadi Rp 70.000.
Direktur Utama PT Railink, Heru Kuswanto menyebutkan segmen pasar KA Bandara Soetta adalah penumpang yang melakukan perjalanan untuk kepentingan bisnis atau pekerjaan.
Target tersebut melihat dari banyaknya penumpang bisnis yang menggunakan KA Bandara pertama di Indonesia yaitu KA Bandara Kualanamu di Medan, Sumatera Utara.
"Berdasarkan pengalaman kami, sasaran kami itu business traveller. Ini pengalaman kami di Kuala Namu," ungkap Heru ditemui di Stasiun KA Bandara BNI City, Sudirman, Jakarta Pusat, Selasa (2/1/2018).
Heru mengungkapkan dengan pengoperasian KA Bandara Soetta diharapkan 80 persen penumpangnya adalah mereka yang akan melakukan perjalanan bisnis.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.