Keberagaman Dalam Perayaan Natal di Lingkungan Kemendagri
"Keberagaman harus kita lihat sebagai sebuah keniscayaan dan anugeerah bagi bangsa Indonesia,"
Penulis: Muhammad Zulfikar
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, M Zulfikar
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) menggelar perayaan Natal 2017, Jumat (12/1/2018).
Perayaan Natal itu dihadiri oleh para pegawai Kemendagri dan juga BNPP.
Acara yang dimulai pukul 19.00 WIB terasa sungguh berwarna. Para peserta yang hadir menunjukkan Kebhinekaan Indonesia dengan mengenakan pakaian adat dari berbagai daerah.
Baca: Risma Siap Jadi Juru Kampanye Dimana Saja Sesuai Penugasan PDIP
Mulai dari pakaian adat Batak hingga pakaian adat Papua dikenakan oleh peserta Perayaan Natal Korpri Kemendagri dan BNPP. Meskipun berbeda pakaian adat, mereka tidak canggung untuk berbaur satu sama lain.
Selain itu, perayaan Natal Korpri Kemendagri dan BNPP juga turut menampilkan marawis yang dibawakan oleh pemuda Banser.
Baca: Peserta SNMPTN yang Diterima Di Kampus Luar Negeri Diimbau Melapor Sebelum Hasil Seleksi Diumumkan
Para peserta Perayaan Natal Korpri Kemendagri dan BNPP pun tampak menerima dengan senang hati adanya penampilan marawis tersebut.
Bahkan tidak sedikit para peserta yang merekam penampilan kelompok marawis itu menggunakan ponsel.
Tepuk tangan pun tidak segan dilakukan para peserta saat kelompok marawis menyudahi penampilannya di depan panggung.
Baca: Berusaha Rebut Senjata Polisi, Bandar Narkoba Asal Nepal Mati Ditembak
Menteri Dalam Negeri, Tjahjo Kumolo mengatakan, di tengah kehidupan masyarakat yang penuh dinamika dan tantangan, dirinya memberi perhatian besar pada peningkatan kualitas kerukunan masyarakat Indonesia.
"Keberagaman harus kita lihat sebagai sebuah keniscayaan dan anugeerah bagi bangsa Indonesia," kata Tjahjo.
Mendagri mengingatkan bahwa tantangan yang dihadapi saat ini tidak akan menurunkan semangat membangun kebersamaan dalam kerukunan dan kedamaian.
Hal itu sebagai cerminan bangsa Indonesia yang mengelola perbedaan berdasarkan semboyan Bhinneka Tunggal Ika.
"Para karyawan jangan sampai terkotak-kotak oleh perbedaan agama maupun ikatan primordial lainnya," tuturnya.
"Kita harus memperkokoh persatuan dan kesatuan berdasarkan nilai-nilai berbangsa dan bernegara kita," tandasnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.