Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Mahfud MD: Indonesia Punya SDA dan SDM Bermutu Tapi Sayang tidak Didayagunakan Secara Maksimal

Mahfud MD mengungkapkan sebenarnya Indonesia punya modal cukup untuk sejahtera tetapi sayangnya SDA yang ada tidak didayagunakan dengan baik.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Mahfud MD: Indonesia Punya SDA dan SDM Bermutu Tapi Sayang tidak Didayagunakan Secara Maksimal
Koresponden Tribunnews.com/Richard Susilo
Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) periode 2008-2011, Prof Dr Mohammad Mahfud MD bersama para pelajar dan warga Indonesia di Nagoya, Senin (15/1/2018) malam. 

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang

TRIBUNNEWS.COM, NAGOYA - Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) periode 2008-2011, Prof Dr Mohammad Mahfud MD mengungkapkan sebenarnya Indonesia punya modal cukup untuk sejahtera tetapi sayangnya sumber daya alam (SDA) yang ada tidak didayagunakan dengan baik.

"Indonesia mempunyai SDA yang melimpah dan sumber daya manusia (SDM) yang cukup bermutu untuk menjamin hidup layak rakyatnya," kata Mahfud kepada Tribunnews.com, Selasa (16/1/2018).

Sayangnya, menurut Mahfud SDA maupun SDM itu tidak didayagunakan secara maksimal.

"Lebih dari 85 persen SDA kita di bidang tambang misalnya, dikelola oleh perusahaan asing. Sedangkan SDM kita yang bekerja di pemerintahan banyak yang telah bekerja secara koruptif," kata Mahfud MD.

Baca: Pria Tiga Anak Berperilaku Seks Menyimpang Sejak SMA Setelah Jadi Korban Temannya

Mahfud juga menyampaikan hal serupa di depan mahasiswa dan masyarakat Indonesia di Nagoya Jepang dalam pertemuan, Selasa (15/1/2018) malam.

"Sebenarnya bangsa kita punya modal SDM dan SDA yang cukup untuk membangun kesejahteraan. Tapi korupsi oleh SDM yang menduduki posisi penting dan mengelola birokrasi di Indonesia menggila dan menggurita, sehingga SDA yang melimpah itu tidak bisa dinikmati oleh rakyat," kata Mahfud.

Berita Rekomendasi

Korupsi di Indonesia, kata Mahfud merupakan penyakit ganas yang menimbulkan penderitaan rakyat.

Melalui reformasi pada tahun 1998 sebenarnya Indonesia sudah memilih jalan yang benar untuk memberantas korupsi, yakni, membenahi sistem demokrasi.

"Tapi demokrasi hanya berlangsung sekitar empat tahun, setelah itu berbelok menjadi oligarki dan poliarki, akhirnya korupsi marak lagi," kata Mahfud di hadapan sekitar 50 masyarakat Indonesia yang hadir kemarin.

Baca: Bupati Talaud Sri Wahyumi Melawan, Tetap Masuk Kantor Meski Sudah Dinonaktifkan

Mahfud mencontohkan saat ini Indonesia sedang menyidangkan kasus korupsi e-KTP yang disebutnya brutal.

Ketua Asosiasi Pengajar Hukum Tata Negara se-Indonesia itu berpesan agar para pelajar dan mahasiswa Indonesia nanti pada saat pulang ke Indonesia dengan niat baik untuk mengelola SDA dan SDM Indonesia secara baik.

"Tak usah berebutan dengan cara korupsi. Kalau berlaku baik semua akan kebagian, jumlah penduduk miskin bisa dikurangi secara signifikan. Kekayaan SDA kita melimpah, keahlian SDM kita bagus-bagus seperti Saudara-saudara ini," pesan Mahfud.

Baca: Pelajar Ikut Pesta Seks Kaum Homo di Kawasan Cianjur: Saya Dipaksa, Saya Masih Normal

Kunjungan Mahfud MD ke Nagoya Jepang atas undangan ASEAN Nagoya Club (ANC), suatu komunitas pebisnis Asia di Nagoya yang ingin mendengar paparan Mahfud MD tentang hukum sebagai peluang bisnis di Indonesia dan akan dilakukan Selasa (16/1/2018).

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas