Takmir se-Jakarta Tolak Politisasi Masjid
Forum Silaturahmi Takmir Masjid (FTSM) se-Jakarta menolak politisasi masjid jelang hajatan Pilkada 2018 dan Pemilu 2019.
Penulis: Rizal Bomantama
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Forum Silaturahmi Takmir Masjid (FTSM) se-Jakarta menolak politisasi masjid jelang hajatan Pilkada 2018 dan Pemilu 2019.
Koordinator FTSM Jakarta, Ustaz Muhammad Husni Mubarok mengatakan masjid sudah seharusnya dikembalikan kepada fungsinya, yaitu menyampaikan dakwah atau ajakan menjalankan ajaran agam secara sejuk dan damai, bukan dengan caci maki, ujaran kebencian hingga ajakan permusuhan.
Husni Mubarok juga mengatakan, semakin maraknya ceramah mengenai hasutan dan ujaran kebencian kepada pemerintah menunjukkan menguatnya ciri agama berpaham radikal yang menjadi ancaman persatuan dan kesatuan kita sebagai negara yang multietnis dan multiagama.
"Mereka biasanya menggunakan slogan dan simbol agama untuk menunjukkan kebencian dan permusuhan kepada pihak yang berbeda. Mereka berdalih bahwa itu merupakan bentuk kebebasan berekspresi dan menggunakannya untuk mengelak dari tudingan sebagai kelompok antidemokrasi dan Negara Kesatuan Republik Indonesia,” ujarnya di Jakarta, Sabtu (26/1/2018).
Oleh sebab itu ia menolak penggunaan masjid yang seharusnya digunakan untuk menyebarkan ajaran agama Islam yang sejuk justru digunakan untuk mengungkapkan khotbah permusuhan dan kebencian kepada pihak lain.
Ia juga berharap masyarakat dan negara turut aktif untuk mengikis pemanfaatan masjid sebagai tempat menyebarkan ujaran kebencian sehingga memecah belah persatuan bangsa.
“Dalam kaidah fiqih juga sesungguhnya ada istilah lebih baik mendahulukan menolak kerusakan dibandingkan mendatangkan kebaikan. Islam tidak menafikan gerakan politik yang dimulai dari masjid, tapi politik untuk membawa kemaslahatan bagi umat dan negara, bukan politik untuk memecah belah bangsa,” ungkapnya.