Jokowi Kunjungi Afghanistan yang Dilanda Teror, Fahri Hamzah Klaim Juga Pernah ke Irak Saat Perang
"Indonesia sekarang tidak mempunyai musuh, karena tidak punya kepemihakan dalam politik luar negeri pemerintah," tutur Fahri.
Penulis: Glery Lazuardi
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua DPR RI, Fahri Hamzah, meminta agar kunjungan Presiden Joko Widodo ke sejumlah negara di kawasan Asia Selatan tidak dibesar-besarkan. Menurut dia, lawatan tersebut merupakan kunjungan kenegaraan biasa.
"Jadi tidak perlu ada dramatisasi, karena ini biasa-biasa saja. Indonesia sekarang tidak mempunyai musuh, karena tidak punya kepemihakan dalam politik luar negeri pemerintah," tutur Fahri, dalam keterangannya, Selasa (30/1/2018).
Berkaca dari sejarah politik luar negeri Indonesia, saat ini para pemimpin negara ini relatif aman melakukan kunjungan kenegaraan. Berbeda dibandingkan zaman Soekarno dan Soeharto.
Baca: 14 Fakta Penting Di Balik 6 Jam Kunjungan Jokowi ke Afghanistan
Dia menjelaskan, Soekarno dikenal sebagai sosok yang keras terhadap negara-negara imperialis atau negara barat.
"Bung Karno pidatonya kemana-mana memaki-maki negara imperialis negara-negara barat. Beliau bebas saja pergi ke barat, padahal dengan pidato-pidatonya dan politik luar negeri Indonesia. Dia sebetulnya menciptakan banyak musuh di luar negeri," kata dia.
Sementara itu, kata dia, Soeharto pernah membantu umat Islam di Bosnia-Herzegovina selama perang Balkan. Malah, bapak pembangunan itu pernah ke negara itu untuk meresmikan masjid.
"Pak Harto dulu menyelundupkan senjata ke Bosnia untuk membela masyarakat muslim Bosnia dalam perang Balkan, mantan Yugoslavia melawan Serbia yang melakukan genosida. Lalu pak Harto terbang ke sana dalam suasana belum aman dan membangun masjid di Bosnia," ujarnya.
Baca: Fadli Zon: Jokowi Lakukan Pencitraan yang Bagus Saat Jadi Imam Salat di Afghanistan
Setelah era Soekarno dan Soeharto, dia melihat sudah tidak ada pemimpin di Indonesia yang mempunyai musuh di luar negeri. Sehingga, dia menilai aman pemimpin negara ini melakukan kunjungan ke luar negeri.
Fahri mengaku pernah memimpin rombongan dalam berbagai kunjungan.
Dia telah mengunjungi Irak saat situasi di negara kawasan Asia Barat itu belum aman.
"Umumnya rata-rata mereka orang yang lembek dan tidak punya politik luar negeri yang jelas dalam hal ini saya tidak menyebut satu dua presiden, ringkasnya sebetulnya tidak ada ancaman apapun di luar negeri bagi pemimpin-pemimpin Indonesia, termasuk presiden," tambahnya.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo mengunjungi lima negara di kawasan Asia Selatan, yaitu Sri Lanka, India, Pakistan, Bangladesh, dan Afghanistan.
Kunjungan kenegaraan itu tidak mudah apalagi jika melihat kondisi di negara-negara tersebut. Di Kabul, Afghanistan sempat terjadi serangan bom mobil beberapa hari sebelum kunjungan Jokowi.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.