Mantan Komisioner Komnas HAM Ungkap Maksud Kapolri Singgung Ormas Islam
Apalagi, dia melihat instansi Polri menghadapi dilema karena berada di tengah tarikan berbagai kepentingan.
Penulis: Glery Lazuardi
Editor: Hasanudin Aco

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mantan Komisioner Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (HAM), Natalius Pigai, menilai Tito Karnavian masih layak menjabat sebagai Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri).
Apalagi, dia melihat instansi Polri menghadapi dilema karena berada di tengah tarikan berbagai kepentingan.
Meskipun begitu, mantan Kapolda Metro Jaya itu tetap berusaha menjaga agar tegaknya Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
"Kepentingan para pencari keadilan, kepentingan aktor-aktor pelaku kriminal, para punggawa politik, juga tekanan dunia internasional. Kepolisian ibarat diserbu dari 8 penjuru mata angin,” tutur Natalius Pigai, Kamis (1/2/2018).
Baca: Kapolri Klarifikasi Pernyataan yang Menyinggung Ormas Islam
Masalah pernyataan Tito mengenai Nahdlatul Ulama dan Muhamadiyah yang sesuai dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), menurut dia, itu menunjukkan kecerdasan intelektual.
Dia menjelaskan, pernyataan itu sebagai pancingan agar semua komponen muslim selain NU dan Muhamadiyah menyatakan secara lantang mengakui Pancasila dan NKRI sebagai landasan.
Sebagaimana yang dilakukan NU dan Muhammadiyah.
“Justru harus diapresiasi kepada Jenderal Tito karena pernyataan itulah merekatkan semua rakyat Indonesia mengerti akan posisi dan jati diri orang-orang Islam yang selama ini diabaikan dan dicurigai oleh negara sebagai bagian tidak terpisahkan dari negeri ini,” kata dia.
Dia menilai proses hukum terhadap para ulama, ustad, ustadah, habib, habaib, umat muslim dan aktivis, semua berakhir baik tanpa melalui proses penegakan hukum dengan mengedepankan pendekatan ketat (crime control model).
Dalam hal ini, kata dia, Tito sebagai Kapolri mengontrol secara ketat agar citra, harkat dan martabat para pemimpin muslim tetap terjaga.
Selain itu, Tito juga memainkan peran sentral menyelamatkan harkat dan martabat Habib Rizieq sebagai simbol tokoh muslim berpengaruh di negeri ini.
"Tidak mudah menegaskan hukum tetapi lebih sulit menjaga nama, harkat mulia tokoh-tokoh panutan umat muslim . Semua ini saya saksikan sendiri sebagai Ketua Tim Pembela Habib Rizieq, para ulama, Umat Muslim, aktivis baik di Komnas HAM maupun juga sebagai aktivis kemanusiaan. Mari sudahi polemik ini," tambahnya.