Aksi 'Kartu Kuning' untuk Jokowi Jadi Trending, Pengamat Ini Bilang Ada Pasukan Cyber
"Pemanfaatan gerakan mahasiswa untuk politik praktis kurang baik untuk kesehatan demokrasi kita," klaim Donny.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat politik Donny Gahral Adian mengatakan aksi pengacungan 'kartu kuning' terhadap Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) seketika menjadi viral dan trending topic di jejaring sosial.
"Segera setelah peristiwa (kartu kuning) itu terjadi, langsung menjadi trending topic di media sosial," ujar Donny, Minggu (4/2/2018).
Ia menilai, peristiwa tersebut sengaja direncanakan untuk keperluan politik praktis.
Menurutnya, sangat aneh jika Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (BEM UI) mengaku sulit melakukan audiensi dengan Jokowi, mengingat ada 365 hari dalam satu tahun.
Seharusnya mereka menggunakan kesempatan lainnya untuk menyampaikan tuntutan, bukan pada momen Dies Natalis yang digelar di Kampus UI, Depok, pada Jumat, 2 Februari lalu.
Donny menduga trending topic nya aksi tersebut di dunia maya, telah disengaja dengan menyiapkan pasukan cyber untuk mempopulerkan aksi 'kartu kuning' itu.
"Sepertinya pasukan cyber sudah dipersiapkan untuk menggoreng isu tersebut, untuk keperluan politik praktis," tegas Donny.
"Pemanfaatan gerakan mahasiswa untuk politik praktis kurang baik untuk kesehatan demokrasi kita," klaim Donny.
Donny menilai, pemanfaatan gerakan mahasiswa itu sama buruknya menggunakan Organisasi Kemasyarakatan (Ormas) radikal untuk menaikan posisi tawar dalam berpolitik.
Baca: Selama Ini Menyimak Tausiahnya Via YouTube, JK Mengaku Senang Bisa Jumpa Ustaz Abdul Somad
Baca: Korban Meninggal di Insiden Crane Patah di Matraman Raya Bertambah Jadi Empat Orang
"Sama buruknya dengan menggunakan ormas radikal untuk menaikkan posisi tawar kekuatan politik tertentu," kata Donny.
Sebelumnya, kartu kuning dicungkan Ketua BEM UI Zaadit Taqwa sebagai tanda peringatan bagi Jokowi terkait sejumlah persoalan yang terjadi di tanah air, satu diantaranya mengacu pada isu gizi buruk di Asmat, Papua.
Tudingan tersebut pun dijawab Jokowi secara bijak, ia meminta agar BEM UI langsung melihat sendiri kondisi di kabupaten tersebut.
Kendati mendapatkan kartu kuning dari BEM UI, ia tidak mempermasalahkan kritikan itu.
Zaadit, yang juga merupakan mahasiswa Fakultas MIPA itu juga menyampaikan tuntutan lainnya kepada Jokowi.
Selain isu gizi buruk Asmat, tuntutan tersebut juga desakan untuk membatalkan usulan Perwira Polri menjadi Penjabat Gubernur.
Meski pada akhirnya, mahasiswa tersebut diamankan oleh pasukan pengamanan presiden.