Baru Pertama Kali Diungkap, BNN Sebut Precursor Bisa Bernilai Miliaran
Kepolisian Timor Leste mengamankan 7 orang anak buah kapal (ABK) asal Indonesia
Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepolisian Timor Leste berhasil menyita 162 ton precursor dalam 9 kontainer di Dili, Timor Leste, pada tanggal 23 Januari 2018 lalu.
Kepolisian Timor Leste mengamankan 7 orang anak buah kapal (ABK) asal Indonesia, serta tiga orang pemilik barang. Dua orang berkewarganegaraan Indonesia, sementara seorang lainnya berkewarganegaraan Timor Leste.
Kabag Humas BNN Sulistiandriatmoko mengatakan secara bukti pengungkapan, bahan dengan jumlah sebesar ini baru pertama pertama kali diungkap.
Namun, Sulis tidak menutup kemungkinan bahwa berdasarkan modus operandi yang para pelaku lakukan, bisa jadi para pelaku sudah pernah menyelundupkan ini namun berhasil lolos.
"Dengan keberanian mau memasukkan 162 ton, itu kan nilai yang cukup besar secara ekonomis, mengapa mereka berani memasukkan 162 ton mungkin karena mereka punya succes story," ujar Sulis di depan Laboratorium Narkotika BNN, Cawang, Jakarta Timur, Jumat (9/2/2018).
Lebih lanjut, Laboratorium Narkotika BNN tengah melakukan uji lab pada 18 bungkus sampel precursor yang diterima dari Kepolisian Timor Leste.
Dari dugaan sementara, kata Sulis, precursor merupakan bahan baku dari pembuat pil Paracetamol, Caffeine, Carisprodo (PCC).
Bahan itu diprediksi bernilai ekonomi ratusan miliar bila nantinya diproduksi atau diolah menjadi pil PCC.
Sulis mengatakan cukup sulit menghitung nilai ekonomi dari barang bukti sebanyak 162 ton yang masih berupa bahan bubuk. Bahan sebanyak itu, menurutnya bisa dibuat menjadi ratusan juta bahkan miliaran pil.
"Andai itu benar akan menjadi PCC, satu PCC itu berdasarkan pabrik yang kita ungkap di Semarang dan Solo satu pil itu produksinya Rp 1000, tapi dijual Rp 3 ribu hingga 4 ribu ke distributor nanti kepada User itu Rp 5 ribu hingga Rp 6 ribu. Bisa dibayangkan kalau sudah jadi pil bisa dapat sekian ratus miliar," katanya.