KPK Minta Setya Novanto Beberkan Nama yang Ada di Buku Hitamnya Dalam Sidang
"Siapapun bisa punya buku dan siapapun bisa menulis bukunya tapi informasi itu baru berharga kalau kita kaitkan dengan konteks posisi justice collabor
Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Juru Bicara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Febri Diansyah, menilai catatan yang ditulis terdakwa kasus dugaan korupsi E-KTP, Setya Novanto, dalam buku hitamnya akan bermanfaat jika diungkap dalam persidangan.
Termasuk penyebutan nama Ibas yang identik dengan panggilan Edhie Baskoro Yudhoyono.
Nama Ibas disebut-sebut ditulis Setya Novanto dalam buku hitam tersebut.
Baca: Jokowi Dipuji Asing Karena Potong Anggaran, Rizal Ramli: Ya Senang, Kan Aset Jatuh
"Siapapun bisa punya buku dan siapapun bisa menulis bukunya tapi informasi itu baru berharga kalau kita kaitkan dengan konteks posisi justice collaborator."
"Informasi tersebut baru akan berharga apabila itu disampaikan proses persidangan atau dalam proses penyidikan," kata Febri di Gedung KPK, Jalan Kuningan Persada, Jakarta Selatan, Selasa (13/2/2018).
Febri meminta publik tidak terjebak dengan istilah buku hitam yang selama ini dipegang Setya Novanto.
Baca: Yusril Ihza Mahendra Berpeluang Dampingi Jokowi Dalam Pilpres 2019
Menurutnya, selama tidak diungkap kepada publik oleh Setya Novanto hal tersebut tidak akan mempengaruhi proses hukum kasus E-KTP.
"Kecuali jika disampaikan pada penyidik dalam proses pemeriksaan misalnya, ataupun diproses persidangan," jelas Febri
Meski begitu, Febri menegaskan KPK akan terus menelusuri keterkaitan sejumlah pihak yang diduga menerima aliran dana korupsi E-KTP.
Baca: KPK Telisik Aliran Dana Dalam Kasus Suap Dengan Tersangka Emirsyah Satar
"Ketika itu disampaikan dalam proses yang projusticia kami akan melakukan kroscek dalam melihat kesesuaian dengan bukti bukti yang lain," tambah Febri.
Seperti diketahui, pada persidangan Senin (5/2/2018), terlihat di buku tersebut ada sebuah kalimat menonjol, yakni "Justice Collabolator", yang ditulis dengan tinta hitam dan disertai tiga tanda seru.
Selain kata "Justice Collabolator", ada juga tulisan "Nazaruddin" dengan garis ke bawah, USD 500.000. Kata lainnya adalah "Ibas" dan "Ketua Fraksi".
Baca: Rizal Ramli: Wong Ekonomi Lagi Melambat, Anggaran Malah Diketatkan
Ditanya lebih lanjut soal apakah Ibas yang dimaksud adalah Ketua Fraksi Partai Demokrat Edhie Baskoro Yudhoyono?
Setya Novanto menjawab, "No comment."
Ditanya soal apakah pihaknya juga akan meminta agar Puan Maharani, yang saat proyek e-KTP bergulir masih menjabat sebagai Ketua Fraksi PDI Perjuangan, untuk dihadirkan di persidangan, jawaban Setya Novanto sama.
"No comment lah," ujarnya.
Setelah tersorot media soal catatan tangan di buku hitamnya, Setya Novanto menyembunyikan catatan tersebut.
Dia bahkan tidak lagi menulis di buku catatan tersebut, melainkan menulis di lembaran kertas.
Mantan Ketua DPR ini mengakui dirinya trauma karena tulisan tangannya kembali terungkap di media.