Kisah Slamet Ditinggal Istri, Sakit-sakitkan dan Sendiri di Gubuk Bekas Kandang Babi
Bertandang ke kediaman Slamet, Tribun Jogja dikejutkan dengan luas rumah yang dihuni oleh Slamet.
Editor: Hasanudin Aco
Akan tetapi anak laki-laki pertamanya meninggal dunia karena sakit, setelah itu anak laki-laki keduanya mengalami kecelakaan di sekitaran pojok beteng dan berakhir dengan hilangnya nyawa anak keduanya.
Karena itu, saat ini hanya tersisa tiga anak perempuannya yang saat ini sudah menikah dan tak lagi hidup serumah dengannya.
Menurut Slamet, tinggal sendirian di rumah tak begitu mengenakkan, apalagi jika musih hujan melanda seperti saat ini.
Hal itu dikarenakan beberapa genting rumahnya bocor dan jika hujan turun membuat salah satu ruangannya basah.
Meski demikian ia tetap berupaya untuk menjalani kehidupannya, ia juga bercerita bahwa di rumahnya tidak terdapat kamar mandi.
Untuk sekadar buang air kecil atau besar, Slamet harus menggunakan kamar mandi umum yang tersedia di sekitar rumahnya.
Dijelaskannya, anak-anaknya bukannya tidak mau mengajak dia untuk tinggal bersama, namun menurut Slamet keputusannya untuk hidup sendiri di rumah mungil tersebut dikarenakan ia sudah membeli tanah yang sebelumnya dijadikan kandang babi tersebut.
"Baru empat bulan lalu turun suratnya (tanah), dan setiap bulan saya mengangsur sekitar Rp400 ribu selama 4 tahun kepada Bank untuk melunasi rumah ini," tuturnya.
Perjalanan hidup Slamet berubah drastis usai jatuh di daerah Kauman saat berkendara dengan sepeda miliknya.
Hal itu bermula saat dia jatuh dari sepeda yang dikendarainya beberapa waktu lalu.
Kepalanya membentur sesuatu dan ketika telah sadar, Slamet sudah berada di Rumah Sakit.
Bukannya sembuh, ternyata penyakit yang dialami Slamet membuatnya tidak bisa bergerak bebas dan beraktivitas seperti sedia kala khususnya dalam mengais rezeki.
"Saya jatuhnya itu nggledak dan tidak sadar, sadar-sadar mau bangun kok susah. Ternyata syaraf saya kejepit, sudah diperiksakan ke Dokter juga tapi yang tetap seperti ini keadaannya."
"Mau jalan saja harus pelan dan pakai tongkat karena punggung saya sakit dan lutut kiri kalau dipakai jalan rasanya kaya terbakar, sudah 6 tahun saya seperti ini," ucapnya dengan lirih.