Dibunuh dan Diburu, Populasi Orangutan Berkurang 150 Ribu Ekor Sejak 1999
Awal bulan ini, seekor orangutan ditembak secara brutal di Kalimantan. Pada Januari, salah satunya ditemukan dipenggal dan mengambang di sungai.
Editor: Sugiyarto
Dengan adanya pembunuhan dan perburuan, Wich mengatakan, hasilnya mungkin akan lebih suram lagi.
Apalagi tingkat reproduksi orangutan sangat lambat. Mereka biasanya hanya memiliki satu anak setiap enam atau tujuh tahun.
Voigt dan Wich menekankan bahwa studi mereka merefleksikan potensi penurunan populasi orangutan di masa depan.
“Sepuluh persen desa di Borneo berada dalam jangkauan orangutan. Penduduk mungkin membunuh tiga sampai empat orangutan dalam setahun. Jumlah ini bisa menurunkan populasi,” kata Voigt.
Menurut Wich, ada beberapa alasan mengapa orangutan sengaja dibunuh. Wich yang sudah bekerja di wilayah tersebut selama 25 tahun mengatakan, bukan hal tabu jika orangutan dibunuh untuk menjadi bahan makanan.
Yang lebih sering terjadi, para petani membunuh primata agar mereka tidak memakan tanaman.
“Terkadang, mereka membunuh orangutan karena takut. Kita harus meyakinkan warga bahwa orangutan tidak berbahaya. Kemungkinan penyerangan sangat kecil,” ujarnya.
Wich menyarankan agar pemerintah Indonesia dan Malaysia bisa mengedukasi penduduk di Borneo terkait hal ini. (Sarah Gibbens/National Geographic)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.