F-16, Dari Perang Vietnam Hingga Kini
Pesawat tempur F-16 yang baru saja diterima pemerintah Indonesia dari pemerintah AS, sejarah produksinya dimulai ketika perang Vietnam, di tahun 70an.
Penulis: Nurmulia Rekso Purnomo
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nurmulia Rekso Purnomo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA --- 24 unit pesawat tempur F-16 hibah dari pemerintah Amerika Serikat (AS), sudah diserahkan ke TNI Angkatan Udara (AU). Pesawat tersebut antara lain akan diparkir di Lanud Iswahjudi, dan di Lanud Roesmin Nurjadin.
Sampai pesawat F-16 C/D Block 52ID yang sudah ditingkatkan kemampuannya itu dihibahkan, awalnya adalah kunjungan Presiden AS Barack Obama pada 2010 lalu. Saat itu pemerintah AS menawarkan pemerintah Indonesia untuk memanfaatkan 24 unit pesawat F-16 mereka, dan berjanji akan meningkatkan kemampuan pesawat tersebut.
Sebelum presiden AS yang sempat tinggal di Jakarta itu menawarkan bantuannya, Indonesia sudah memiliki pesawat F-16. Sejak tahun 1989, TNI AU sudah mengandalkan pesawat buatan AS itu untuk melindungi kedaulatan Indonesia.
Pada tahun 1989, Indonesia memboyong 12 unit pesawat F-16, yakni 8 unit F-16 A yang hanya muat untuk satu orang pilot, dan 4 unit F-16B yang bisa memuat seorang pilot dan seorang co-pilot. Dari 12 pesawat itu, dua diantaranya hancur karena kecelakaan. Sisanya, sempat tidak bisa terbang karena masalah suku cadang.
Disebabkan konflik Timor-timor, pemerintah AS sempat mengembargo suku cadang pesawat tersebut. Akibat embargo, pemerintah Indonesia beralih ke Russia, dengan memboyong sejumlah pesawat Sukhoi.
Dikutip dari Lockheedmartin.com, pesawat F-16 diciptakan sebagai jawaban atas berbagai permasalahan yang terjadi, saat pasukan AS menjalani perang di Vietnam di awal tahun 1970an.
Angkatan Udara AS saat itu membutuhkan pesawat air-to-air day fighter yang tergolong lebih ringan dari pesawat-pesawat yang digunakan pada saat itu. Awalnya pada tahun 1973, diciptakan YF-16 untuk menjawab permasalahan tersebut. Setelah melalui berbagai uji coba dan pengembangan, akhirnya F-16 diciptakan.
Pada tahun 1976 pesawat F-16 pertama selsai diproduksi oleh General Dynamics, dan setahun kemudian diserahkan ke Angkatan Udara AS. Belasan tahun setelahnya, Indonesia memboyong pesawat yang berjuluk "Fighthing Falcon" itu.
Sejak awal tahun 1980an, negara-negara sahabat AS, boleh memiliki pesawat tersebut, bahkan memproduksinya. Sejak saat itu, pesawat tersebut ikut berpartisipasi dalam berbagai medan pertempuran. Hingga saat ini, diperkirakan sudah ada sekitar 4.500 unit yang diproduksi.
Pesawat tersebut terus dikembangkan hingga kini, dengan istilah "block" untuk menyebut variasinya. Dari mulai Block 1 yang diproduksi di akhir tahun 1970an, hingga block 52 yang 24 unit di antaranya sudah dimiliki oleh Indonesia.
Baca: Kartu Indonesia Sehat Tidak Berguna Bagi Korban Bom Bali, Chusnul Khotimah
Baca: Ponpes di Kalimantan Selatan Disambangi Drone Tiga Hari Berturut-Turut