Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

 Mereka yang Lolos Jadi Anggota Polri

Siapapun yang memenuhi persyaratan, bisa menjadi anggota Polri. Mulai dari anak buruh pemecah batu, hingga anak dari seorang petani.

Penulis: Nurmulia Rekso Purnomo

 Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nurmulia Rekso Purnomo

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA --- Syamsuar menangis di rangkulan Kepala Sekolah Polisi Negara (SPN), Batua, Kombes Pol Fajaruddin, Selasa (6/3/2018).

Kepada semua yang hadir di tempat itu usai acara pelantikan sejumlah Brigadir Muda, Fajaruddin memperkenalkan bahwa Syamsuar adalah buruh pemecah batu.

Anak laki-laki Syamsuar, adalah salah seorang yang dilantik menjadi anggota Polri hari itu, dan  menyandang pangkat Bripda.

Setelahnya Bripda Asrul menyambangi ayahnya di panggung, dan sujud di kasih laki laki berumur 45 tahun itu sembari menangis, dan semua orang yang menyaksikan peristiwa itu langsung bertepuk tangan.

Baca: Kartu Indonesia Sehat Tidak Berguna Bagi Korban Bom Bali, Chusnul Khotimah

Baca: Kumpulan Klarifikasi Polri Terkait Video Helikopter Polisi Untuk Pernikahan

BERITA REKOMENDASI

Kepada wartawan Syamsuar mengatakan dengan dilantiknya sang anak, maka derajat keluarganya sudah terdongkrak. Ia merasa semua perjuangannya demi sang anak sedikit banyaknya sudah terbayar.

"Saya bangga anak saya jadi polisi, saya bangga anak saya mengangkat derajat saya, siapa bilang (masuk) polisi itu bayar, tidak, terbukti saya," ujarnya sembari menangis tersedu.

DI Sulawesi Utara, Hizkia Schalwyk, anak seorang buruh pemanjat kelapa juga berhasil lolos menjadi anggota Polri.

Putra dari pasangan Soli Schalwyk dan Olha Saday dilantik di SPN Karombasan pada Agustus 2016 lalu.

Olha Saday mengaku sempat khawatir dengan niat sang anak untuk menjadi anggota Polri. Hal yang membuatnya ragu, adalah penghasilan sang suami yang hanya sekitar Rp 700 ribu hingga Rp 1 juta perbulannya.


"Itu pun kalau musim panen," katanya.

Namun niat baik sang anak tidak disia-siakan. Soli Schalwyk yang merupakan warga Pakuure, kecamatan Tengah, Minahasa Selatan ini, berupaya mati-matian agar anaknya bisa lulus pendidikan.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas