Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Bos Matahari Meninggal Dunia, Ini Profil Hari Darmawan

Namun dia belum bisa menjelaskan secara rinci apa penyebab meninggalnya pemilik TWM itu.

Penulis: Syahrizal Sidik
Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Bos Matahari Meninggal Dunia, Ini Profil Hari Darmawan
Istimewa
Pemilik Matahari Grup, Hari Darmawan meninggal dunia. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Pendiri jaringan ritel Matahari Departement Store Tbk (LPPF), Hari Darmawan meninggal dunia pada Sabtu pagi, (10/3/2018). Jasad pria yang juga pendiri Taman Wisata Matahari (TWM) itu ditemukan di aliran Sungai Ciliwung

 Dari informasi yang dihimpun TribunnewsBogor, Hari sempat dinyatakan hilang pada Jumat malam, (9/2/2018) sekira pukul 21.30 WIB. Diketahui Hari Darmawan tengah berada di vila pribadinya di Kawasan Jalan Hankam Wira Lokatama, Puncak Bogor, Jawa Barat.

 Meninggalnya Hari juga dibenarkan oleh Humas Taman Wisata Matahari, Teja Purwadi. Namun dia belum bisa menjelaskan secara rinci apa penyebab meninggalnya pemilik TWM itu. Dia menambahkan jenazah Hari sudah dibawa ke RSUD Ciawi, Bogor.  

“Iya betul beliau meninggal tadi pagi," ujarnya saat dikonfirmasi TribunnewsBogor.com. 

Hari Darmawan lahir pada 27 Mei 1940 di Makassar, Sulawesi Selatan. Ayahnya, Tan A Siong adalah pengusaha yang berkecimpung di usaha produk pertanian. 

 Awal bisnis di ritel, Hari memulainya dengan menjual baju impor dan buatan istrinya di toko kecil Mickey Mouse. Lama-kelamaan, penjualan dari toko milik Hari Darmawan tersebut kian berkembang dan memiliki konsumen tersendiri. Saat itu, toko Mickey Mouse memiliki saingan berat yaitu De Zion yang memiliki pelanggan rata-rata pejabat serta orang kaya. Hari berpikir keras bagaimana bisa seperti Toko De Zion.

 Suatu hari di tahun 1968, Hari berhasil mengakuisisi toko De Zion tersebut karena kesulitan keuangan. Ia juga mengubah nama De Zion menjadi Toko Matahari. Dengan strategi penjualan yang cerdik, Toko Matahari miliknya berhasil mendapatkan banyak pembeli serta pelanggan tetap. Toko Matahari kemudian menjadi pelopor Department Store pertama di Indonesia. 

Berita Rekomendasi

 Untuk pertama kalinya, Matahari Departement Store melantai di pasar modal dengan kode saham LPPF pada tahun 1989. Matahari melepas 2,14 juta saham dengan harga IPO Rp 7.900 per saham. Dana yang dihimpun dari aksi korporasi tersebut sekitar 16,91 miliar.    

 Namun demikian, di tahun 1996 Hari melepas sebagian besar saham Matahari Departement Store ke Lippo Group. 

 Melansir data RTI Infokom, saat ini, saham LPPF ditransaksikan di harga Rp 11.000 per saham dengan nilai kapitalisasi pasar atau market cap sebesar Rp 32,10 triliun.

 Sepanjang tahun 2017, LPPF berhasi membukukan pendapatan sebesar Rp 10,02 triliun atau naik 1,3 persen secara tahunan. Namun demikian, laba bersihnya mengalami penurunan sebesar 5,6 persen secara tahunan menjadi Rp 1,9 triliun. 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas