Meskipun Mendekam di Penjara Arab Saudi, TKI Asal Bangkalan Masih Kirim Uang Untuk Keluarga
Keluarga Mochammad Zaini Misrin alias Slamet (47) menceritakan kehidupan tenaga kerja Indonesia (TKI) yang dipancung di Arab Saudi itu.
TRIBUNNEWS.COM, BANGKALAN - Keluarga Mochammad Zaini Misrin alias Slamet (47) menceritakan kehidupan tenaga kerja Indonesia (TKI) yang dipancung di Arab Saudi itu.
Zaini dikenal pekerja keras sejak masih menjadi sopir angkutan di Bangkalan, Jawa Timur.
Lalu ia menjadi sopir pribadi di Arab Saudi sejak 1992 demi membahagiakan keluarga.
"Slamet pekerja keras. Ia memutuskan pergi ke Arab karena ingin lebih membahagiakan keluarganya," ungkap tetangganya, Munir (40), yang pernah bekerja bersama Zaini sebagai sopir angkutan.
Baca: Fakta Pembunuhan Wanita Cantik di Cibinong, Korban Dibawa Putar-putar Lalu
Pada 2001 Zaini kembali ke kampung halaman dan mendirikan kios kecil di samping kanan rumahnya, seperti dilansir Tribun-Video.com dari Tribun Jatim, Senin (19/3/2018).
Syaiful Thoriq (26), putra sulung Zaini, mengungkapkan ayahnya kemudian berangkat lagi ke Arab Saudi untuk mencari modal usaha.
"Bapak memang ingin berhenti menjadi TKI dan ingin membuka usaha toko di rumah. Tapi terpaksa kembali berangkat karena butuh modal," tutur Thoriq.
Namun, di sana Zaini malah dituduh membunuh majikannya, Abdullah bin Umar Munammad al-Sindy, di Kota Mekkah pada 2004.
Ia ditangkap pada 13 Juli 2004 dan dijatuhi hukuman mati pada 17 November 2008.
Pada 2014 Zaini pernah mengungkapkan rasa frustasinya karena tak tau cara menuntut keadilan.
"Ini yang membuat saya frustrasi. Saya tidak bersalah. Tapi saya tidak tahu bagaimana caranya menuntut keadilan," tutur Zaini melalui telepon kepada Surya, Selasa (8/4/2014).
Sebelum dipancung pada Minggu (18/3/2018), ia ditahan selama 13 tahun di penjara.
Meski begitu, Zaini tetap berpenghasilan dengan menjadi tukang cukur rambut dadakan di sana.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.