Aryo Djojohadikusumo: Kurang Gizi, Indonesia Belum Siap Hadapi Era Digital
Aryo juga menilai langkah Presiden Jokowi menggemakan Ekonomi Digital beberapa waktu lalu dinilai masih percuma
Penulis: Taufik Ismail
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Sekretaris Jenderal Gerindra, Aryo Djojohadikusumo mengatakan kondisi generasi muda Indonesia belum siap menghadapi era digital. Data Bank Dunia menyebutkan sekitar 39 persen lebih anak di Indonesia masih kekurangan gizi.
"Hampir 40 persen anak Indonesia kekurangan protein. Jadi buat apa bicara coding, sofware dan sebagainya, kalau tertidur saat sekolah, bagaimana mau bejalar fisika dan matematika kalau kurang gizi?", ujarnya dalam seminar bertajuk "Revolusi Putih" yang digelar Fraksi Partai Gerindra di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu, (28/3/2018).
Aryo juga menilai langkah Presiden Jokowi menggemakan Ekonomi Digital beberapa waktu lalu dinilai masih percuma dengan kondisi kesehatan generasi muda saat ini.
Aryo membuktikan masih meluasnya persoalan gizi di masyarakat saat melakukan tugas reses selama menjalani anggota DPR RI.
"3,5 tahun menjalani anggota DPR dengan lima kali reses dalam satu tahun. Dengan segala hormat kepada pemerintah, keluhan masyarakat itu soal gizi," ujarnya.
Karena itu Aryo menilai sila-sila mengelorakan "Kita Pancasila" tapi faktanya keadilan sosial belum terwujud.
"Karena itu saya bersyukur ke Pemprov DKI yang akan menjalankan Revolusi Putih tahun 2018 berupa subsidi susu, telur dan kacang hijau," katanya.
Revolusi Putih kata Aryo adalah pemikiran Prabowo dan Partai Gerindra untuk membangun karakter bangsa yang sehat dan kuat. Salah satu caranya menjadikan susu sebagai konsumsi anak-anak setiap hari. Dengan gerakan ini, diharapkan anak-anak Indonesia dapat menjadi generasi penerus yang kuat dan cerdas dalam mengemban amanat-amanat kebangsaan pada masa-masa berikutnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.