PKB: Peluang Jokowi Jadi Calon Tunggal Dalam Pilpres 2019 Sangat Besar
"Tapi begitu pintu pertama dibuka, pintu ke dua dan ketiga mudah dilalui oleh Jokowi,"
Penulis: Taufik Ismail
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews, Taufik Ismail
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua DPP PKB Lukman Edy mengatakan peluang Joko Widodo (Jokowi) menjadi calon tunggal dalam Pemilihan Presiden 2019 sangat besar.
Namun, ada tiga 'pintu' yang harus dilalui Jokowi agar dapat menjadi calon tunggal.
"Tapi begitu pintu pertama dibuka, pintu ke dua dan ketiga mudah dilalui oleh Jokowi," ujar Lukman dalam diskusi di kawasan Cilandak, Jakarta Selatan, Jumat, (30/3/2018).
'Pintu' pertama yang harus dibuka Jokowi yakni bernegosiasi dengan Gerindra, PKB, dan Demokrat agar masuk koalisi.
Negosiasi yang dilakukan yakni dengan menawarkan kursi Cawapres dan menteri.
Jokowi menurut Lukman dapat menawarkan kursi Cawapres kepada Gerindra atau menawarkan lima kursi menteri pada partai besutan Prabowo Subianto tersebut.
Baca: Sabu Hingga Senjata Api Ditemukan Dari Apartemen Tersangka Ujaran Kebencian Arseto Suryoadji
"Gerindra mungkin bisa negosiasi dengan Jokowi bergabung pemerintajan dengan menawarkan cawapres, Jokowi- Prabowo, seperti yang ada di sosmed. Atau Gerindra tidak munculkan Prabowo tapi mencalonkan yang lain sebagai wakilnya dan menawarkan beberapa menteri," kata Lukman.
Hal yang sama juga dilakukan Jokowi kepada Demokrat atau PKB.
Jokowi bisa menawarkan kursi Cawapres atau menteri.
Menurut Lukman, Ketiga partai tersebut dapat bernegosiasi sehingga dapat memilih Cawapres atau menteri.
"Jadi formatnya Cak min sebagai Cawapres, salah satu menkonya Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), dan Gerindra mendorong 4 atau 5 menteri," katanya.
Baca: Jokowi Bawa Anak, Mantu, Hingga Cucu Makan Soto di Tempat Langganan
'Pintu' kedua kata Lukman, hal tersebut bisa dilakukan, bila elektabilitas Joko Widodo di atas 60 persen.
Partai lain akan berhitung ulang untuk melawan Jokowi pada pemilu mendatang apabila elektabilitasnya di atas 60 persen.
Untuk mendapatkan elektabilitas 60 persen tersebut Jokowi harus mengakomodir umat Islam.
"Terus terang serangan kepada Jokowi yang jauh dari umat islam harus dijawab. Tidak bisa dibiarkan karena ini terus menggelinding melalui sosial media, pidato, tabligh, khutbah, ini bahaya kalau tidak mengakomodir umat Islam," pungkasnya.
Baca: PKB Akui Empat Menterinya Jalin Komunikasi Intensif Dengan Jokowi Soal Pilpres 2019
'Pintu' terkahir agar calon tunggal terbentuk yakni stabilnya nilai tukar rupiah, serta rampungnya sejumlah program infrastruktur yang digalakan Jokowi.
Hal itu menurut Lukman akan membentuk persepsi publik akan keberhasilan Jokowi.
Baca: PKB Akan 100 Persen Puas Kepada Jokowi Bila Gandeng Cak Imin Dalam Pilpres 2019
"Setiap hari Jokowi resamikan infrastruktur karena akan mempengaruhi persepsi publik. Meskipum efek langsung dari infrastruktur itu belum terasa sekarang. Kadang kadang rakyat tidak peduli dengan implikasinya tapi di depan mata melihat Jokowi resmikan infrastruktur akan dilihat serius," katanya.
Selain itu Jokowi perlu mengekspose sejumlah program-program kerakyatannya.
Karena menurutnya selama ini masih banyak masyarakat yang tidak tahu dana desa yang nilainya Rp 100 triliun merupakan program yang digalakan Jokowi.
"Kalau tidak ya ibarat menabur garam di laut. 100 triliun rakyat tidak tahu ini program Jokowi," katanya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.