Pilih 'Tahun Persatuan, Uskup Agung Jakarta Tidak Suka Istilah 'Tahun Politik'
"Mengapa saya pribadi tidak setuju? (Saya) tidak suka lah, tidak senang dengan tahun politik, tetapi memilih tahun persatuan," ujar Ignatius
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menanggapi istilah 'Tahun Politik' yang digunakan Indonesia dalam menyambut tiga agenda besar, yakni Pilkada 2018, Pileg dan Pilpres 2019, Uskup Agung Jakarta Mgr Ignatius Suharyo mengaku tidak setuju.
Ia mengatakan dalam Paskah 2018, ia hanya ingin menyebut tahun ini sebagai 'Tahun Persatuan' lantaran tidak menyukai sebutan Tahun Politik.
"Mengapa saya pribadi tidak setuju? (Saya) tidak suka lah, tidak senang dengan tahun politik, tetapi memilih tahun persatuan," ujar Ignatius, dalam konferensi oers yang digelar di Gereja Katedral Jakarta, Jakarta Pusat, Minggu (1/4/2018).
Ignatius pun menjelaskan alasan dibalik sikap 'tidak suka' terhadap pemilihan sebutan Tahun Politik itu.
Ia kemudian menyebutkan contoh bahwa di negara lain, tidak pernah menggunakan istilah 'Tahun Politik' sebagai tahun digelarnya pemilihan kepala daerah maupun kepala negara.
"Di negara lain, kalau ada peristiwa pemilihan Presiden itu, mereka tidak memilih nama tahun politik," jelas Ignatius.
Negara lain, kata Ignatius, memilih istilah 'Tahun Elektoral' untuk menyebut tahun yang didalammya terdapat agenda pemilihan.
Baca: Tanggapan Uskup Agung Jakarta Tentang Kembali Pecahnya Konflik Militer Israel dan Warga Palestina
Baca: Lelang Amal di Gathnas YNCI Ketiga, Helm Valentino Rossi Laku Terjual Rp 5,1 Juta!
"Mereka memilih menggunakan (sebutan) 'tahun elektoral', karena memang ada tahun pemilihan," kata Ignatius.
Pada Paskah kali ini, Keuskupan Agung Jakarta memang menggunakan istilah 'Tahun Persatuan' dilengkapi semboyan 'Amalkan Pancasila: Kita Bhinneka, Kita Indonesia'.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.