Soal Pidato Prabowo Bilang Elit Politik Maling, Demokrat: Kami Pilih Cara Kampanye yang Lebih Santun
i Demokrat akan memilih jalan kampanye yang lebih santun, tenang, dan nyaman daripada menggunakan cara seperti yang digunakan Prabowo.
Penulis: Rizal Bomantama
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rizal Bomantama
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sekretaris Jenderal DPP Partai Demokrat, Hinca IP Panjaitan menyebut ucapan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto yang menyebut elit politik pemerintahan Indonesia bermental maling sebagai bentuk kampanye jelang Pilpres 2019.
Menurut Hinca, Partai Demokrat akan memilih jalan kampanye yang lebih santun, tenang, dan nyaman daripada menggunakan cara seperti yang digunakan Prabowo.
“Suasana akhir-akhir ini memang menunjukkan tahun-tahun politik dan setiap elit partai mempunyai cara masing-masing untuk berkampanye. Kalau Demokrat akan menggoda pemilihnya dengan cara yang lebih santun, lebih tenang, dan lebih damai.”
“Tapi kalau ada elit partai lain yang menggunakan cara berbeda harus kita hormati sebagai caranya, yang jelas semua orang punya semangat baik untuk membangun negeri,” ungkapnya saat ditemui di Gedung Nusantara II, DPR RI, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (3/4/2018).
Hinca mengingatkan bahwa dinamika kondisi politik akan semakin bervariasi jelang pelaksanaan Pilpres 2019 dan Pilkada serentak 2018.
Menurutnya apa yang disampaikan Prabowo merupakan hal yang wajar dilakukan sebagai pihak yang menginginkan perubahan.
“Pihak yang ingin perubahan bilang seperti itu, sedangkan pihak yang mendukung pemerintah bilang lanjutkan, maka hal-hal seperti itu wajar disampaikan. Sampai tanggal 10 Agustus 2018 nanti akan terus ada dinamika,” tegasnya.
Baca: Aksi Brutal Geng Motor Menyerang Barbershop di Beji, Depok, Terekam Kamera CCTV
Baca: Kegerahan di Persidangan, Syahrini: Izin Yang Mulia, Kalau Saya Lepas Jaket Boleh?
Ungkapan Prabowo Subianto itu disampaikan saat berbicara di Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat pada Jumat (30/3/2018) lalu.
Ia menegaskan terjadinya ketimpangan ekonomi dan ketimpangan kepemilikan lahan terjadi karena keserakahan para elit politik.