Prabowo Sudah Dua Kali Ikut Pilpres Selalu Gagal, Bagaimana dengan Ketiga Kalinya di 2019 Ini?
Pasalnya, Prabowo tercatat sudah dua kali mencalonkan diri, yaitu di Pilpres 2009 sebagai cawapres Megawati dan di Pilpres 2014 sebagai capres.
Editor: Hasanudin Aco
![Prabowo Sudah Dua Kali Ikut Pilpres Selalu Gagal, Bagaimana dengan Ketiga Kalinya di 2019 Ini?](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/prabowo-subianto-gerindra_20180211_114816.jpg)
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Eksekutif Charta Politika Indonesia Yunarto Wijaya memprediksi posisi Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto akan sulit dalam menghadapi Presiden Joko Widodo pada pemilihan presiden ( Pilpres) 2019.
Pasalnya, Prabowo tercatat sudah dua kali mencalonkan diri, yaitu di Pilpres 2009 sebagai cawapres Megawati dan di Pilpres 2014 sebagai capres.
Namun, Prabowo gagal.
"Kalau kita menggunakan pendekatan kualitatif atau pendekatan brand, sebuah produk yang pernah di-launching dua kali dan gagal berturut-turut biasanya sulit untuk di-launching ketiga kalinya dan berhasil. Itu Pak Prabowo menurut saya," ujar Yunarto saat dihubungi, Kamis (12/4/2018).
Menurut Yunarto, posisi Prabowo akan lebih menguntungkan bila menjadi king maker dengan mengajukan calon lain.
Misalnya, figur mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Baca: Prabowo Subianto Nyatakan Siap Jadi Capres 2019 di Rakornas Gerindra
Belakangan mereka disebut-sebut sebagai calon kuat pendamping Prabowo.
Yunarto mengatakan, meski elektabilitas Gatot dan Anies saat ini masih rendah, namun ia menilai keduanya memiliki efek kejut yang tidak dimiliki oleh Prabowo.
Ia mencontohkan bagaimana Anies mampu mengalahkan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok pada Pilkada DKI Jakarta 2017.
"Saya meyakini peluang Gatot dan Anies masih ada. Walaupun elektabilitasnya rendah ketika disurvei tapi dia bisa punya efek kejut, daya kejut yang tidak dimiliki oleh Prabowo. Jadi menurut saya faktor fresh itu sudah hilang dari Prabowo dengan kegagalan dua kali yang dialami dari dua pemilu," kata Yunarto.
"Itu menurut saya menarik untuk dikaji dalam konteks ingin memenangkan pertarungan dengan Jokowi yang tidak mudah," ucapnya.
Sementara jika dilihat dari sisi logistik, kata Yunarto, Gatot kemungkinan besar lebih siap daripada Anies.
Ia merujuk pada pernyataan mantan Kepala Staf Kostrad (Kas Kostrad) ABRI Kivlan Zen yang menyebut Gatot memiliki uang lebih banyak dibandingkan Prabowo.