Duka Ledakan di Gereja Oikumene, Anggiat: Anak Saya Sujud di Depan Gereja, Badannya Terbakar
Mata Anggiat Manumpak Banjarnahor berkaca-kaca dan suaranya terbata-bata saat menceritakan kembali putrinya yang terbakar
Editor: ade mayasanto
TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Mata Anggiat Manumpak Banjarnahor berkaca-kaca dan suaranya terbata-bata saat menceritakan kembali detik demi detik putrinya yang berusia 2,5 tahun, Intan Olivia Marbun, bersujud dalam kondisi terbakar akibat ledakan bom di Gereja Oikumene, Kota Samarinda pada 13 November 2016 lalu.
Hal itu disampaikan Anggiat saat menjadi saksi sidang lanjutan kasus dugaan terorisme dengan terdakwa Aman Abdurrahman alias Oman Rochman alias Abu Sulaiman bin Ade Sudarma di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Selasa (17/4/2018).
Anggiat menceritakan, mulanya ia dan para jemaah tengah saling bersalaman saat hendak pulang ibadah dari Gereja Oikumene sekitar pukul 10.00 WITA. Seketika ledakan keras terdengar dari halaman depan gereja.
Seaat ledakan itu, Anggiat kebingungan dan mencari anaknya Intan Olivia Marbun yang masih balita tidak berada di dekatnya.
"Sedang salam salaman langsung ada ledakan itu engga tau kalau itu bom atau apa. Setelah itu, orang pada berhamburan. Anak saya engga ada, saya melihat anak saya bersujud di depan gereja, badannya terbakar," ungkap Anggiat Manumpak Banjarnahor dalam persidangan.