Ekonomi RI Pada 2030 Akan Masuk 10 Besar, Jokowi : Kalau Ada yang Ngajak Pesimis, Jangan Mau
Bahkan, pada tahun 2045, Indonesia juga diyakini akan masuk menjadi lima besar negara dengan ekonomi terbesar di dunia
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menjadi sebuah negara besar dengan ekonomi yang kuat bukanlah perkara yang mudah. Mengingat banyaknya tantangan dan ujian yang harus dihadapi dengan penuh keyakinan dan rasa optimisme.
Pernyataan ini disampaikan Presiden Joko Widodo ketika memberikan sambutan pada Peringatan Hari Lahir ke-58 Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) yang digelar di Sasana Budaya Ganesa, Bandung, Jawa Barat, Selasa (17/4/2018).
"Kita semuanya harus optimis bisa mengatasi rintangan-rintangan, bisa mengatasi ujian-ujian, cobaan-cobaan, hambatan-hambatan yang ada. Kita semuanya harus optimis. Dan saya meyakini insyaallah yang hadir pada malam hari ini, kader-kader PMII semuanya adalah calon-calon pemimpin yang penuh dengan optimisme," kata Jokowi dalam keterangan Biro Pers Istana.
Baca: Ibu Iriana Kampanye Pola Asuh Berbasis Karakter kepada Masyakat Toba Samosir
Terlebih lagi, beberapa riset yang dipublikasikan sejumlah lembaga seperti Bank Dunia, McKinsey, dan Bappenas, yang memperkirakan Indonesia akan menjadi negara yang mampu menembus sepuluh besar negara dengan ekonomi terkuat di dunia pada 2030 mendatang.
Bahkan, pada tahun 2045, Indonesia juga diyakini akan masuk menjadi lima besar negara dengan ekonomi terbesar di dunia.
Untuk itu Presiden mengingatkan kepada semua elemen bangsa untuk tidak mudah menyerah, selalu berusaha, dan berserah diri kepada Allah SWT dalam menghadapi berbagai rintangan yang ada.
"Tahan uji, tahan banting, selalu tawakal, dan berserah diri kepada Allah dengan tetap berusaha dan berikhtiar. Jangan sampai ada pesimisme apapun. Betapa cobaannya itu berat, jangan ada pesimisme apapun. Kalau ada yang menakut-nakuti, diajak untuk pesimis ya jangan mau," ucap Presiden.
Dalam kesempatan tersebut, Jokowi juga mengingatkan bahwa budaya politik Indonesia adalah budaya politik yang penuh etika dan menjunjung tinggi sopan santun.
Baca: Politikus Golkar: Pak Muhaimin Sepertinya Sudah “Ngebet” Jadi Cawapres
"Bukan politik yang memecah belah, bukan politik yang membawa perpecahan, bukan politik yang saling menghujat, bukan politik yang saling mencela, bukan politik yang saling memaki," ujar Jokowi.
Di awal sambutannya, mantan Gubernur DKI Jakarta itu, menyampaikan apresiasinya dapat bertemu dengan para kader PMII yang diyakini memiliki semangat tinggi sebagai pemuda muslim Tanah Air.
"Semangat perjuangan santri, semangat intelektual muda muslim Indonesia dan saya optimis masa depan Indonesia akan lebih cerah jika kader-kader PMII semangatnya tetap dipertahankan dan terus diperkuat," tutur Presiden.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.