Kisah Pemulung Asal Sragen Diberangkatkan Umroh Oleh Motivator Aqua Dwipayana
Sadiyo yang sehari-harinya memulung botol plastik di Desa Tempur Sari Sragen dengan menggunakan becak itu sempat ragu
Penulis: Gita Irawan
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Seorang pemulung asal Sragen Jawa Tengah, Sadiyo Cipto Wiyono (66) menceritakan bahwa dirinya merasa sangat bersyukur bisa diberangkatkan umroh untuk pertama kalinya oleh motivator dan pakar komunikasi Aqua Dwipayana.
Ketika bercerita, ayah dari tiga orang anak itu tak bisa berhenti tersenyum.
Ia mengaku awalnya merasa tidak percaya ketika dikabarkan oleh Ketua Rombongan Jamaah Umroh The Power of Silaturahim (POS) II Nurcholis MA Basyari yang dipilih oleh Aqua Dwipayana untuk mengurus segala keperluan jamaah pilihannya.
Baca: Kontrak Pemeliharaan Baru Diteken, Jembatan Babat Lamongan Ambruk, Berikut Foto-fotonya
Baca: Ditemukan 9 Bunker Zaman Jepang di Kaki Suramadu
Sadiyo yang sehari-harinya memulung botol plastik di Desa Tempur Sari Sragen dengan menggunakan becak itu sempat ragu karena ia merasa tak mengenal Aqua atau Nurcholis.
Bahkan untuk memastikannya, ia sempat mengabari anaknya yang berdomisili di Cibitung, Bekasi untuk menelpon Nurcholis dan menanyakan kebenarannya.
"Awalnya saya nggak percaya waktu ditelpon Pak Nurcholis. Langsung saya kabari anak saya untuk nelpon Pak Nurcholis. Dan ternyata bener saya diberangkatkan umroh sama Pak Aqua katanya. Masya Allah. Masya Allah," kata Sadiyo dengan suara bergetar di Gedung Perwakilan Seskoad Jalan Kesatriaan Jakarta Timur pada Selasa (17/4/2018).
Sadiyo yang sudah memulung sejak tahun 2001 itu mengatakan bahwa tetangga di sekitar rumahnya merasa tidak percaya dengan kesempatan umroh yang didapatkannya.
"Ya nggak ada yang percaya. Kok bisa, kata tetangga saya," kata Sadiyo.
Kakek dari tujuh cucu tersebut mengatakan bahwa sebelum berangkat ia tidak merasa kerepotan dalam mempersiapkan pakaian selama berada di kota suci Mekah tersebut.
"Memang kalo masalah baju-baju saya nggak kekurangan. Banyak yang ngasih. Baju koko dari Pak Aqua satu, anak satu, saya sendiri punya dua. Jadi ya nggak kerepotan lah kalo soal baju," kata Sadiyo.
Namun Sadiyo mengatakan bahwa dirinya hanya membawa sedikit uang saku yang ia dapatkan dari mengumpulkan penghasilannya memulung.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.