Kisah Pemulung Asal Sragen Diberangkatkan Umroh Oleh Motivator Aqua Dwipayana
Sadiyo yang sehari-harinya memulung botol plastik di Desa Tempur Sari Sragen dengan menggunakan becak itu sempat ragu
Penulis: Gita Irawan
Editor: Hendra Gunawan
Ia mengungkapkan bahwa setiap tiga hari dirinya bisa mendapatkan sekitar Rp 100 ribu dari hasil memulungnya.
"Ya terus terang aja saya nggak malu ngomong apa adanya. Memang kalo bekal duit saya masih ada sih. Kalo bekal duit saya masih ada sih kalo tiga ratus atau lebih dikit ada. Cuma ya itu aja saya ngumpulin," ungkap Sadiyo sambil tertawa.
Namun malam sebelum keberangkatan, Aqua Dwipayana memberikannya sejumlah uang saku dalam bentuk mata uang Rupiah dan Real untuk ongkosnya selama menjalankan ibadah umroh.
Pada saat di Mekah nanti Sadiyo mengaku telah menyiapkan doa-doa khusus bagi siapa pun yang telah membantunya dengan ikhlas.
Ia pun menyerahkan semuanya kepada Allah karena menurutnya Allah lebuh tahu siapa yang membantunya dengan ikhlas.
"Ya terutama bagi siapa pun orang yang menolong saya dengan ikhlas itu yang saya utamakan. Memperlancar kerja saya, menolong saya apapun. Apa duit apa makanan, itulah yang saya utamakan. Saya serahkan sama Allah. Allah lebih tahu. Mungkin saya banyak lupanya," ungkap Sadiyo.
Selain itu Sadiyo juga mengatakan akan mendoakan Aqua Dwipayana selaku orang yang telah membiayainya umroh, Nurcholis yang telah menelponnya, dirinya, serta keluarganya.
"Pertama-tama pasti Pak Nurcholis, Pak Aqua yang mengangkat kita. Kedua diri saya dan keluarga saya," kata Sadiyo.
Ia pun menungkapkan penghormatannya kepada Aqua Dwipayana dan Nurcholis.
Sadiyo berharap agar apa yang dilakukan oleh Aqua dan Nurcholis dapat menjadi suri tauladan.
"Buat Pak Aqua dan Pak Nurcholis saya salut. Saya hargai banget. Mudah-mudahan jadi amalnya Pak Nurcholis sama Pak Aqua. Bisa jadi suri tauladan dan itu bener-bener. Saya yakin Allah Maha Tahu. Allah bakal memberikan yang terbaik. Saya hanya bisa mendoakan saja," ungkap Sadiyo dengan suara bergetar.
Setelah pulang dari umroh, Sadiyo mengaku akan tetap menjalankan kehiatannya memulung di tempat asalnya, Sragen Jawa Tengah.
Meski ketiga anaknya telah berpenghasilan, namun ia mengaku tidak mau merepotkan mereka selama tubuhnya masih kuat.
"Itu memang sudah sumpah saya. Sumpah saya pada diri saya dan sumpah pada Yang Maha Kuasa. Selagi saya masih hidup saya abdikan untuk ibadah. Yang penting saya bikin kebaikan buat keluarga, lingkungan, kepada orang lain siapapun itu. Kenal nggak kenal. Yang penting saya bisa bikin senang orang meskipun saya dalam keadaan kekurangan. Nggak masalah," kata Sadiyo.