Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Haris Pertama: Pemuda Harus Menjadi Pionir Pemersatu Bangsa

Demikian dikatakan kandidat Ketua Umum Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) periode 2018-2021 Haris Pertama.

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Haris Pertama: Pemuda Harus Menjadi Pionir Pemersatu Bangsa
Ist for Tribunnews.com
Calon ketua umum Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI), Haris Pertama. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kehidupan berbangsa dan bernegara ibarat sebuah keluarga.

Selain banyak momentum yang membahagiakan dan membanggakan, namun juga tidak bisa menghindarkan dari perselisihan, perbedaan politik, dan konflik antar anak bangsa.

Begitu juga yang di alami kita sebagai bangsa Indonesia.

Demikian dikatakan kandidat Ketua Umum Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) periode 2018-2021 Haris Pertama.

Menurut Haris, Tantangan dan hambatan, bahkan ancaman silih berganti, baik dari internal maupun eksternal. Maka, sudah menjadi keniscayaan, perjalanan sebuah bangsa pasti mengalami fluktuatif atau pasang surut.

“Momentum kebangkitan kita sebagai sebuah bangsa, tercermin pada momentum sumpah pemuda, semangat kesadaran sebagai satu tumpah darah tanah Indonesia, satu bangsa Indonesia dan satu bahasa Indonesia,” ujar Haris Pertama.

Baca: Haris Pertama, Dari Jalanan Menuju Kursi KNPI 1

Menurutnya, kesadaran dan semangat sebagai satu bangsa, satu nasib, satu penderitaan dan satu tujuan inilah yang kemudian melahirkan proklamasi kemerdekaan bangsa Indonesia.

Berita Rekomendasi

“Itulah gambaran yang kita dapatkan dari literatur sejarah bangsa Indonesia. Peristiwa sumpah pemuda merupakan prestasi yang sangat luar biasa, sebuah pencapaian yang tak ternilai, dan sakral. Kita sebagai sebuah bangsa mampu merumuskan identitas diri, kebanggaan diri, dan tujuan bersama sebagai bangsa Indonesia,”bebernya.

Dia menambahkan, Sumpah Pemuda adalah salah satu kejadian penting dalam pergerakan untuk kemerdekaan Indonesia. Sumpah atau ikrar sejumlah pemuda inilah yang menjadi penyemangat bangsa demi cita-cita berdirinya negara Indonesia.

“Momentum berikutnya dalam konteks perjalanan kita sebagai bangsa Indonesia adalah peristiwa pembacaan deklarasi kemerdekaan yakni pembacaan teks proklamasi 17 Agustus 1945. Pembacaan naskah proklamasi yang berlanjut pengibaran Sang Saka Merah Putih sebagai simbolisasi yang menggambarkan dan menyatakan bahwa Indonesia merdeka,” jelasnya.

Namun sejatinya kata Haris, pencapaian akan kesadaran sebagai sebuah bangsa hingga deklarasi kemerdekaan tidak hadir secara mudah. Perbedaan politik, perselisihan, dan konflik juga terjadi pada para pendiri bangsa Indonesia ketika itu.

Namun semangat, komitmen dan perjuangan para pendiri bangsa yang kokoh dan lebih mendahulukan kepentingan bangsa itulah yang akhirnya kita sebagai bangsa bisa mencapai kemerdekaan.


“Namun kemerdekaan Indonesia, tidak lantas kita sebagai bangsa kemudian melenggang begitu saja tanpa tantangan dan ancaman. Perselisihan paham, perbedaan politik, dan konflik hingga berbagai pemberontakan bersenjata muncul untuk merongrong eksistensi dan kewibawaan kita sebagai sebuah bangsa dan negara," katanya.

"Berkat keteguhan dan komitmen para pejuang yang dengan gigih tanpa pamrih mempertahankan keutuhan dan kesatuan Indonesia sebagai sebuah negara kesatuan, maka Negara Kesatuan Republik Indonesia masih berdiri kokoh hingga kini,” Haris menambahkan.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas