Polri Gaet Ahli Pertamina Selidiki Ledakan Sumur Minyak di Aceh Timur
Karenanya, Polri langsung bergerak untuk menyelidiki penyebab meledaknya sumur minyak itu.
Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ledakan sumur minyak tradisional di Desa Pasi Putih, Kecamatan Ranto Peureulak, Kabupaten Aceh Timur, Rabu (25/4) dini hari, telah memakan sejumlah korban.
Karenanya, Polri langsung bergerak untuk menyelidiki penyebab meledaknya sumur minyak itu.
Kadiv Humas Polri Irjen Pol Setyo Wasisto mengungkap pihaknya menggaet ahli dari Pertamina, guna meminta keterangan dan pendapat atas kasus ini.
"Ini tak ada kaitannya dengan Pertamina. Tapi tetap ingin mendatangkan ahli dari Pertamina. Mereka ahli perminyakan," ujar Setyo, di Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (25/4/2018).
Ia menyebut sumur itu digali oleh para warga masyarakat yang menginginkan minyak dari sumur tradisional tersebut.
Meski masih sekedar dugaan, jenderal bintang dua ini menduga adanya kemungkinan jika sumur tersebut adalah sumur ilegal dan penggaliannya tak berizin.
Lebih lanjut, hingga saat ini, Setyo mengaku belum mengetahui penyebab sumur itu meledak dan menyemburkan api setinggi 100 meter.
Ia tak menutup berbagai kemungkinan, seperti misalkan banyaknya masyarakat yang merokok.
"Banyak orang di situ ada yang merokok. Namanya juga di kampung, pasti berebutan minyak jadi ramai gitu," tandasnya.
Sebelumnya, Mabes Polri mengungkap adanya ledakan sumur minyak tradisional di Desa Pasir Putih, Kecamatan Rantau Peurlak, Kabupaten Aceh Timur, Rabu (25/4) dini hari, sekitar pukul 02.00 WIB.
Terdapat korban tewas dalam insiden ini. Berdasarkan update terakhir, sebanyak 10 warga dilaporkan tewas dalam ledakan sumur minyak ini.
Korban tewas yang terindikasi bernama Nazarullah (30), Era bin M Sidik (32), dan Siti Hafsah (70), ketiganya warga Desa Bakti Pasi Puteh, Kecamatan Rantau Peureulak.
Kemudian, Afrizal (35), warga Desa Punti Payong, Kecamatan Rantau Peureulak; Mak Wen (55) dan Kak Nini bin Abdul Wahab (32), warga Desa Bhom Lama, Kecamatan Rantau Peureulak, Kabupaten Aceh Timur.
Adapun empat jenazah lainnya belum diidentifikasi.