Pemerintah Diminta Maksimal Lakukan Sosialisasi Perpres TKA
Irgan berharap niat baik dari Perpers ini tidak mengganggu ketenangan masyarakat.
Editor: Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Fraksi PPP angkat bicara mengenai kontroversi Perpres No. 20 tahun 2018 tentang penggunaan Tenaga Kerja Asing (TKA) yang telah ditandatangani oleh Presiden Joko Widodo.
Anggota F Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Irgan Chaerul Mahfiz melihat kontroversi ini muncul karena pemerintah tidak melakukan sosialisasi maksimal.
Akibatnya muncul anggapan bahwa Perpers ini membuat semua level pekerjaan bisa diisi oleh tenaga kerja asing.
Baca: Tiga Berandalan Mabuk Memalak Kevin, Saat Tak Diberi Uang Langsung Menganiaya Dengan Taring Babi
Masyarakat pun curiga jika akan ada jutaan TKA khususnya dari China yang membanjiri semua lapangan pekerjaan yang ada.
Irgan berharap niat baik dari Perpers ini tidak mengganggu ketenangan masyarakat.
"Padahal ini lebih banyak ke penyederhanaan ijin. Dari misalnya sebelum Perpers prosedur izin perlu 20 hari, kini menjadi enam hari," Irgan dalam diskusi Seminar Nasional yang digelar F PPP, Rabu (25/4/2018).
Baca: Seperti apa hidangan penutup di KTT Korea Selatan-Korea Utara yang diprotes Jepang?
Secara prinsip syarat penggunaan TKA tidak berubah signifikan hanya birokrasi perizinan saja yang disederhanakan.
Dengan disederhanakannya prosedur akan meningkatkan investasi diberbagai sektor usaha.
Makanya menurut Irgan, pemerintah harus bisa menjelaskan kepada masyarakat berapa kebutuhan TKA dan level apa saja mereka akan bekerja.
Irgan menyebut memang ada proyek yang memungkinkan investor membawa pekerja dari negaranya.
Namun ia meminta agar posisi low level tetap diisi oleh tenaga kerja asli Indonesia.
Irgan juga mengemukan saat ini data TKA yang sudah memiliki izin resmi sebanyak 126.000 Orang yang terdiri dari beberapa level jabatan seperti level Komisaris, Manager, Profesional.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.